Sekte Bairlawiyah mempunyai akidah yang berbeda daripada umumnya kalangan sekte Hanifiyah di Sindhi .Banyak di antara aqidah mereka yang berasal dari kaum Syi;ah .Tidaklah tepat untuk disebutkan bahwa kaum Bairlawiyah lebih mendekat kepada kaum Syiah daripada Ahlussunnah akan tetapi tidak juga dapat untuk tidak menyebut mereka tidak terpengaruh .Sebelum kami menjelaskan mengenai akidah mereka kami akan menunjukkan beberapa permasalahan kepada para pembaca yang dimuliakan .
1. Khususnya akidah yang dipergunakan oleh kaum Bairlawiyah dan yang mana mereka propagandakan di negeri Sindi didasarkan terhadap semacam paham mistikus atau pun taklid dan ghuluw (sikap ekstrim) dan akidah yang mengherankan yang sangat dikenal di kalangan para penganut tasauf dan kalangan yang bid’ah yang tidak mempunyai kedekatan dengan kaum ahli fiqh kaum muslimin akan tetapi merupakan orang – orang muslim yang berasal dari agama Yahudi ,Kristen dan orang – orang kufar .
Para sarjana dan hakim fuqaha pada setiap periode berdiri terdepan melawan akidah yang menyimpang ini dan di antara mereka terdapat akidah yang berasal dari periode jahiliyah sebelum Islam dan pengingkaran mereka yang dapat ditemukan dalam Quran dan perkataan Rasulullah saw.
Mengecewakan bahwa beberapa orang – orang yang berakidah kepada akidah yang tidak berasal dari Islam dan akidah – akidah Jahili terutama dalam masalah yang diwajibkan dan hal – hal yang mendasar dalam Islam .Sebagaimana diketahui bahwa Allah (ta’ala) dan utusanNya telah menjelaskan kesesatan mereka .Sebagai permisalan ,beribdah dan beristighatsah kepada seseorang selain Allah ,mengingkari kemanusiaan para nabi dan Rasul ,akidah bahwa seseorang mempunyai pengetahuan tentang masalah ghaib ,mennyetarakan para Nabi dan Auliya bersama dengan Allah dalam hal kemampuan yang dikhusukan kepadaNya dan berbagai akidah lainnya .Apa yang telah disebutkan tersebut merupakan akidah yang menyimpang ,berbahaya dan mitos yang didengungkan oleh orang – orang sesat yang mereka pergunakan sebagai landasan dalam berakidah ..Bahkan penyimpangan dan heresy ini mejadi tradisi mereka dan ghulu dan pemikiran dan akidah Jahiliyah yang diajarkan Jenab Ahmad Raza Barailwi dan para pengikutnya tapi mereka mempunyai identitas yaitu menyelewengkan Quran dan Sunnah dan mempurganakan riwayat yang lemah dan palsu yang dibuat oleh mereka .
2. Hal kedua yang kami ingin jabarkan bahwa kami akan menjelaskan bahwa kaum Barailwiyah akidah yang disebutkan dalam hal ini dan juga yang disebutkan oleh para pengikutnya tiada lain berasal dari berbagai kitab yang mereka kumpulkan .Sebagaimana kelompok yang tidak memperoleh pengakuan dan legitimasi dari kelompok mereka dan orang – orang kontraoversial yang kitab – kitab mereka begiu dahsyat ,kami tidak akan mengambil sumber dari kelompok orang – orang tersebut ,sehingga tidak ada tuduhan kelemahan yang dapat dijatuhkan .
Beristighatsah kepada Selain Allah
Kaum Barailwiyah mengatakan istighatsah dan meminta terhadap selain Allah sebagai bagian dari akidah mereka yang bertentangan dengan akidah muwahidun yang disebutkan dalam Islam .Akidah mereka ,”Allah mempunyai sejumlah hamba yang Allah tetapkan khususnya untuk menyembuhkan penyakit dan masalah manusia .Mereka mengambil permasalahan dan sakit tersebut kepada (beban) dirinya .”
Ahmad Raza Sahib mengatakan ,”mengambil pertolongan dari Auliya’ dan memanggil mereka dan mengambil tawasul terhadap mereka sesuatu yang diperkenankan dan sesuatu yang diharapkan dan tiada seseorang yang menentang hal tersebut selain orang yang takabur dan musuh keadilan .”
Tidak dipertentangkan meminta pertolongan kepada Auliya yang hidup ,akan tetapi untuk kalangan mereka hal ini bukan menjadi permasalahan .Seorang Nabi atau Rasul atau seorang Wali ,baik dalam hidup atau meninggal ,dapat dipanggil ,sebab mereka merupakan pemilik segala kelebihan ,terutama mengendalikan dunia dan seseorang yang dapat mennyembuhkan kesulitan dan kesukaran .
Menurut Jenab Barailwiyah ,”Diperkenankan meminta pertolongan atau memanggil para Nabi dan Utusan ,Auliya’,para masyasyakh .Sejumlah Auliya’ mengunjungi dunia setelah kematian mereka.”
Dia menyebutkan dalam permasalahan lainnya ,”Hazor merupakan seseorang yang membantu semua permasalahan ,Hazor ‘alaihissalam merupakan seseorang yang diberikan kebaikan .Dalam ketiadaan pertolongan serukanlah Hazor .Hazor merupakan keamanaan dari semua kejelekan .”
Dia juga menyebutkan ,”Jabrail ‘alaihissalam adalah penyembuh dan penyebab penyakut .Kemudian yang mau menerima Hazor Al Aqdas sebagai yang menghilangkan kesuitan ,kutukan ,dia (sang utusan) adalah penyembuh Jabrail dari segala kesulitan.”
Bukan hanya Muchammad yang menduduki posisi kemampuan uluhiyah ,tetapi juga Ali seseorang yang mendudukinya pula .Jenab Barailwiyah menyebutkan dalam syair berbahasa Arabiyah ,”Serukanlah Ali Murtaza ,nasukh dari keajaiban ,kamu akan menemukannya sebagai seseorang yang menolong kesulitan .Segala ketakutan dan yang akan menyelamatkan dengan Wilayahnya Wahai Ali ,Ali.”
Syaikh ‘Abdul Qadir Jailani juga disanjung dengan kualitas yang setara .Ketika kaum Bairlawi berdusta dengan mengutip daripada beliau ,”Seseorang yang menyeru kepada diriku kekurangan dan kesedihan ,maka kesedihannya akan enjauh .Seseorang yang menyerukanku dalm kesukaran kemudian seluruh kesulitannya akan menjauh dan seseorang yang memohon kepada Rabbnya dan meletakkanku untuk Wasilahnya bagi apa yang diharapkannya ,harapannya akan dipenuhi.”
Bahkan mereka yang melakukan Shalat Jatiyah sebagai ‘Qaziyah Al Hajat” dan dengan membacaan “Seseorang harus membaca Surah Al Ikhlas sebelas kali dalam setiap rakaat ,membaca shalawat dan salam sebelas kali ,kemudian melalukan sebelas kali “Jenab Shemali” dengan berjalan kepada Baghdad dan setiap langkah mengucapkan namu dan mengunkapkan harapannya dan membca syair ,:”Dapatkah kesulitan mengacaukanku ketika engkau menjadi sebab penguatku ? dan dapatkan seseorang mencelakakan diriku ketika di dunia ketia engkau menjadi penolongku .”
Setelah menyebutkan permasalahan tersbeut ,Jenab Ahmadyaar Gujrati mengambil kesimpulan bahwa memohon kepada mereka yang telah meninggal diperkenankan .
Jenab Baraliwiyah menyebutkan ,”ketika aku memanggil untuk pertolongan ,Ya Ghauth” sebagai satu-satunya yang kuutarakan .Sekali aku menginginkan memanggil Wali yang lain ,tapi lidahku tidak dapat menyebut namanya ,tapi hanya “Ya Ghaut” yang terucapkan .”
Ini berartitidak akan menyeru terhadap Allah .Dia tidak akan menyebut ‘Ya Allah ,tolonglah diriku’tapi akan menyeru ,’Ya Ghauth,tolonglah aku.’
(begitu pula) Ahmad Zaruq juga mampuu menghilangkan kesakitan .Berdasarkan pendapat kaum Baraliwiyah mengenai syair Arab dalam kitab – kitab mereka .
“Akulah pengumpul Murid-muridku ,menolong ketika kesulitan dunia menghapirinya .Jika dalam kesulitan dia menyeru ,”Wahai Zarauq’ ,Aku akan mengunjunginya tanpa terlihat .’
Mirip dengan Ibn Alwaan yang juga mempunyai kemampuan serupa ,berdasarkan apa yang dikatakannya ,”Siapa kehilangan apa pun dan menginginkan bahwa Allah mengembalikannya kepada dirinya ,kemudian dia mendatangu tempat tinggu dan menghadap Qiblat ,kemudian membaca surah Al fatihah dan memberikan hadiyah pahalanya terhadap Nabi dan kemudian kepada Syed Ahmad bin ‘Alwan dan kemudian berdoa dengan do’a ,”Ya Rabb kami ,Ahmad Bin ALwan ,jika kamu tidak mengembalikan barang- barnagku kemudia aku akan menghapusmu dari kalangan para para Auliya’.”
Syad Muhammad Hanafi yang juga merupakan seseorang yang dikatakan dapat menghilangkan kesulitan .Jenab Baraliwiyah mengatakan ,”Sayidku Muhammad Syamsuddin Muhammad Hanafi rad. Ketika dia berwudhu di kamar pribadinya .Tiba – tiba dia mengambil sebuah sandalnya dan dihempaskan ke udara dan mengjilang ,padahal tiada ada jalangan untuk keluar dari kamar tersebut .Dia memberikan sandal lainnya kepada budaknya dan memintanya menjaganya hingga yang pertama kembali .Setelah beberapa lama seseorang membawakan sandal itu kepada Syam bersama dengan sejumlah bingkusan dan mengatakan ,’Semoga Allah memberikan pahala Hazrat dengan kebaikan .Ketika seorang maling mencekik untuk menumpasku ,Aku berkata dalam hatiku ,’Wahasi Sayid Muhammad Hanafi dan ketika itu pula sandal ini datang entah darimana dan mengenai dadanya dan dia terjatuh .”
Syed Baidawi juga menolong orang – orang dan membantu kesulitan dan permasalahan mereka .Ketika seseorang menemukan dirinya dalam kamar mandia kemudian dia harus mengatakan ,”wahai Rabbku Ahmad Badawi ,pedulikan aku.’
Riwayat dari Syed Ahmad Badawi bahwa dia mengatakan ,”Siapa yang menginginkan sesuatu dan dia harus mendekati makamku dan memintaku kebutuhannya dan aku akan mengabulkannya.”
Kemudian Jenab Baraliwiyah menunjukkan bahwa kredo ini dan dia menyebut “Barangsiapa mengambil seorang Nabi ,Utusan atau seorang wali kemudian dia akan memperoleh dalam seruannya kemudahan dalam memenuhi kebutuhannya .”
Ketika menjelaskan mengenai akidah beristighatsah kepada makam Jenab Baraliwiyah menyebutkan ,”Ketika kamu menemukan dirimu Mehtir dalam kesibukanmu ,kemudian mintalah tolong dari Auliya’ yang berada dalam kubur.”
Seorang pengikut Ahmad Raza ketika menjelaskan ketinggian mengunjungi pemakaman mengatakan “Terdapat kebaikan mengunjungi pemakaman ,pertolongan yang dapat diperoleh dari seorang shalih yang telah meninggal.”
Dia juga mengatakan ,”Tujuan mengunjungi pemakaman adalah menambahkan kebaikan dari orang yang terdapat pada makam itu .”
Dia juga menyebutkan mengenai makam Musa Kazim ,”Hazrat Musa Kazim merupakan sebuah pelindung.”
Ahmad Raza Baraliwiyah sendiri mengutip Muhammad bin Farqal bahwa dia digunakan untuk mengatakan ,”Akulah seseorang yang menduduki makam ini .Barangsiapa yang mempunyai keinginan hendaklah mendatangi ku dekar wajahku dan meminta keingiannnya ,aku akan menempuhinya .”
”Setelah mengambil kutipan Syed Badawi dia menyebutkan bahwa ,”Antara aku dan kamu terdapat hanya terdapat tanah yang berguna yang terasingkan dan untuk manusia yang menyembunyikan dirinya dari orang banyak dengan dunia ini kemudian terutama bag orang ini (…kata tidak jelas).
Pada satu sisi kepercayaan akidah Baraliwiyah dan pada permasalhan lainnya Quran dan hadits .Saudara dapat membandingkannya sehingga akan jelaslah apakah kebenaran berasal dari Quran ataukah ajaran mereka .
(1) Surah Al Fathah 1:5
1. dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang[1].
2. segala puji[2] bagi Allah, Tuhan semesta alam[3].
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. yang menguasai[4] di hari Pembalasan[5].
5. hanya Engkaulah yang Kami sembah[6], dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan[7].
[1] Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah ini dengan menyebut nama Allah. Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang Ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah Senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.
[2] Alhamdu (segala puji). memuji orang adalah karena perbuatannya yang baik yang dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berrati: menyanjung-Nya karena perbuatannya yang baik. lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui keutamaan seseorang terhadap nikmat yang diberikannya. kita menghadapkan segala puji bagi Allah ialah karena Allah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji.
[3] Rabb (tuhan) berarti: Tuhan yang ditaati yang Memiliki, mendidik dan Memelihara. Lafal Rabb tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali kalau ada sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah). 'Alamiin (semesta alam): semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti: alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. Allah Pencipta semua alam-alam itu.
[4] Maalik (yang menguasai) dengan memanjangkan mim,ia berarti: pemilik. dapat pula dibaca dengan Malik (dengan memendekkan mim), artinya: Raja.
[5] Yaumiddin (hari Pembalasan): hari yang diwaktu itu masing-masing manusia menerima pembalasan amalannya yang baik maupun yang buruk. Yaumiddin disebut juga yaumulqiyaamah, yaumulhisaab, yaumuljazaa' dan sebagainya.
[6] Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.
[7] Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.
Ibn Katsir dalam tafsirnya memberikan komentar mengenai ayat ini bahwa ,”Qatadah mengatakan ,makna “hanya kepada engkau kami menyembah dan hanya kepada engkau kami memohonkan pertolongan’ bahwa Allah memerintahkan kepada kalian agar ikhlas dalam beribadah kepadaNya dan memohon pertolongan kepadaya dalam semua urusan kalian .Sesungguhnya lafazh “hanya kepada engkau kami memohon pertolongan” tiada lain disebabkan ibadahNya merupakan tujuuan utama ,sedangkan meminta pertolongan merupakan sarana untuk melakukan ibadah maka dahulukanlah yang lebih penting.”
(2) Surah Saba’ 34:22
22. Katakanlah: " serulah mereka yang kamu anggap (sebagai Tuhan) selain Allah, mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarrahpun di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu sahampun dalam (penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya.
Syaikh Jalaluddin Sayuti menyebutkan ,” Katakanlah) hai Muhammad kepada orang-orang kafir Mekah, ("Serulah mereka yang kalian anggap) sebagai tuhan-tuhan (selain Allah) untuk memberi manfaat kepada diri kalian sesuai dengan dugaan dan sangkaan kalian. Maka Allah berfirman mengenai yang dipertuhankan mereka itu (mereka tidak memiliki seberat) walau hanya seberat (zarah) kebaikan atau keburukan (di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu saham pun dalam penciptaan langit dan bumi) tidak ikut andil (dan tidak ada bagi-Nya) yakni bagi Allah swt. (dari mereka) yang dianggap sebagai tuhan-tuhan itu (seorang pembantu pun") yaitu yang membantu-Nya.”
(3) Surah Fathir 35:14
14. jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. dan dihari kiamat mereka akan mengingkari kemusyirikanmu dan tidak ada yang dapat memberi keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh yang Maha Mengetahui[1251].
Syaikh Jalaluddin Sayuti mengatakan ,” (Jika kalian menyeru mereka, tiada mendengar seruanmu, dan kalau mereka mendengar) seumpamanya (mereka tidak dapat memperkenankan permintaan kalian) mereka tidak dapat memenuhi permintaan kalian. (Dan di hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikan kalian) disebabkan kalian menyekutukan Allah bersama mereka. Maksudnya, mereka tidak bertanggung jawab terhadap penyembahan kalian kepada mereka (dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepada kalian) tentang keadaan dua negeri yaitu dunia dan akhirat (sebagaimana yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui) yaitu Allah swt. sendiri.
(4) Fathir 35:40
•
40. Katakanlah: "Terangkanlah kepada-Ku tentang sekutu-sekutumu yang kamu seru selain Allah. perlihatkanlah kepada-Ku (bahagian) manakah dari bumi ini yang telah mereka ciptakan ataukah mereka mempunyai saham dalam (penciptaan) langit atau Adakah Kami memberi kepada mereka sebuah kitab sehingga mereka mendapat keterangan-keterangan yang jelas daripadanya? sebenarnya orang-orang yang zalim itu sebahagian dari mereka tidak menjanjikan kepada sebahagian yang lain, melainkan tipuan belaka".
Abdullah Ibn Muhsin At Turuki mengatakan dengan tegas bahwa :
Katakanlah Wahai Rasul kepada orang – orang menyimpagan : “Sebutkan kepadaku apakah ada partner dalam penciptaan bumi ini ,lalu mengapa kalian menjadikan dalam peribadatan sandingan selain Allah sebagai tandingan bersama Allah dalam penciptaan langit ,atau adakah diberikan untukmu kitab berupa penjelasan mengenai mereka .Demikianlah bagi orang kafir sebagian mereka dengan sebagian yang lain selain berbntahan dan kutukan .”
(5) Surah Al A’raf 7:197
197. dan berhala-berhala yang kamu seru selain Allah tidaklah sanggup menolongmu, bahkan tidak dapat menolong dirinya sendiri.
Jelaslah dari sejumah ayat bahwa Allahlah sendiri yang dapat menolong hamba – hambanya yang membutuhkan dan kesulitan dan dapat menghapaus permasalahan mereka dan dapat menghilangkan kegundahan mereka .Segala kemuliaandan kekuatan hanya merupakan kepunyaan Allah dan sunnatullah seluruh hambanya berada di bawah kendali dan kepemilikannya .Seluruh utusan dan Nabi beristighatsah kepada diriNya demi kebutuhan mereka dan kesulitan dan kemudahan di hadapannya seorang .Hal ini memperlihatkan pertentangan yang kasut antara Ayat Quran dan akidah mereka dalam memohon dan kesedihan mereka kepada selain Allah .Wallahu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar