ENVIRONMENT
Dalam kitab ini kami akan membahas berbagai hadits ,riwayat dan atsar menurut penilaian para ulama muhaddits dan fuqaha dengan tidak menghindari berbagai pertentangan dan penyilangan pendapat di antara mereka .Bahwa kita juga pantas untuk mengetahui dalam berbagai hadits tidak semua mempunyai kriteria yang terukur untuk penetapannya secara kontekstual dan oleh sebab itu kaum muslimin memahami di antara tiap hadits mempunyai permasalahan yang berbeda .
Kaum muslimin memperoleh seluruh riwayat hadits tersebut dalam berbagai kitab para imam dan mengujinya dengan menggunakan berbagai cara sehingga dapat diketahui dalam berbagai masalah yang mengadapi mereka .Dalam penerimaan keshahihah hadits tiap pihak menggunakan berbagai cara yang telah baku dan tetap di antara kelompok mereka dan melakukan ekseminasi menurut penelaahan secara prosedural.
Pemikiran kaum muslimin bahwa seluruh hadits yang mungkin untuk diuju hanya yang mempunyai nilai otensitas tidak dapat diberlakukan secara penuh .Mengenai riwayat – riwayat yang tida mempunyai haluan sanad maka perlu untuk ditelaah lebih lanjut .Bahwa kami melihat di antara berbagai riwayat yang disampaikan oleh umat ini terjadi perselisihan yang mengakibatkan berbagai ketimpangan dalam periwayatan tapi kami mengakui bahwa hadits tersebut masing – masing perlu untuk dikompromikan sehingga sekalipun tidak sepenuhnya dapat dianggap mempunyai perbandingan (komparasi) .
……………………………………………………………………………………………………...
PENAMAAN KITAB
Sejumlah pertikaian kaum muslimin dalam memperbincangkan hadits perlu untuk segera dilakukan pendekatan yang efektif sehingga sekalipun agaknya sebuah hadits dipandngan untuk melegitimasi sebuah bid’ah dengan kelemahannya .Untuk itulah kami mengumpulkan berbagai pemikiran dalam umat ini sehingga kami dapat memahaminya secara menyeluruh dan dapat pula untuk menyelidiki permasalahan yang menjadikan pertentanga tersebut .Untuk mengkaji dan memutuskan hal itulah kitab ini mempunyai misi yang cukup rumit sehigga penamaan yang digunakan juga untuk memahami berbagai perbedaan antara hadits – hadits tersebut .Salah satu nama yang banyak diperbincangkan yaitu kitab SHAHIH ASH SHAGHIR atau pun JAMI’US SHAHIH menunjukkan bahwa kitab tersebut tidak mempunyai kekuatan yang cukup untuk mengkaji berbagai perbedaan dalam sejumlah hadits dan pertentangan .Disebabkan hal itulah maka kitab ini dinamakan AHADITS ASH SHAHIHAH WA MAUDHU’AH yang akan memhai dan menyelidiki berbagai pertentangan secara mendalam .
INDEKS HADITS
Riwayat (الرواية)
Merupakan cerita atau kisah atau khabar yang disampaikan oleh seseorang secara oral (dari mulut ke mulut) dan dapat pula bersifat fakta juga kedustaan .Hal ini tergantung pada rawi – rawi yang terdapat dalam penceritanya .Salah satu hal yang perlu untuk dipahami bahwa sifat dari para perawi dan tabi’atnya dipelajari dengan baik oleh para muhaddits untuk mengetahui berbagai informasi menganai para muwarikh .
Murawi
atau perawi merupakan orang yang meriwayatkan hadits secara oral . Ulama yang menguasai ilmu hadits dan terbagi dalam berbagai tingkatan a)Al Musnid ,orang yang meriwayatkan hadits beserta sanadnya ,baik ia mengetahui kandungan hadits yang diriwayatannya atau sekedar meriwayatkan tanpa memahami isi kandungannya .b)Al Muhaddist ,sebagaimana dijelaskan oleh Ibn Sayyid An Nas ,muhaddits merupakan orang yang mencurahkan perhatiannya terhadap hadits ,baik dari segi riwayah maupun dirayah ,hapal identitas dan karakteristik para rawi ,mengetahui keadaan mayoritas di setiap zamannya beserta hadits – hadits yang mereka riwayatkan dan juga kelebihan dalam keilmuannya .Dengan kata lain dia menjadi tumpuan umatnya tentang hadits dan para perawinya .Menurut Ibn Jauzi muhaddits merupakan orang yang menguasai hadis dari segi riwayah dan mengembangkannya dari segi dirasah .c)Al Hafizh ,secara bahasa berarti ‘penghafal’ gelar ini lebih tinggi dari gelar Al Muhaddits .Para ulama menjelaskan bahwa gelar Al Hafidh adalah gelar yang sangat luas pengetahuannya mengenai hadits yang diketahuinya lebih banyak daripada yang tidak diketahuinya .d) Al Hujjah ,gelar ini diberikan kepada Al Hafidh yang profesional dan sangat giat serta mampu mengingat sand dan matan hadits .Jumlah hadits yang dapat diingat mencakup hadits yang matannya sama tetapi sanadnya ganda dan berbeda matannya .Sebab perubahan suatu hadits oleh suatu kata baik pada sanad maupun pada matan akan dianggap senagai suatu hadits tersendiri .e) Al Hujjah merupakan perawi yang menguasai seluruh hadits sehingga hanya sedikit saja hadits yag terlewatkan .f) Amirul Al Mu’minun merupakan gelar tertinggi yang diberikan kepada orang yang kemampuannya melebihi semua orang di atas ,baik hapalannya maupun pengetahuannya mengenai hadits dan illat – illatnya sehingga dia menjadi rujukan .Di antara ulama yang mempunyai gelar – gelar ini antara lain Sufyan Ats Tsauri ,Syu’bah ibn Al Hajjaj ,Hammad Ibn As Salamah ,Al Bukhari,Al Auza’i ,Muslim dan Ahmad Ibn Hambal serta Ibn Hajar Al Atsqalani .
Hadits
Secara etimologis berasal dari kata huduts yang berarti ‘baru’ dan juga terkadang disebut dengan kata Al Khabar (berita) yang sesuatu berita secara oral .Sedangkan menurut terminolinya hadits dianggap sebagai segala sesuatu berkaitan dengan nabi baik berupa qauliyah ,fi’iliyah dan taqriyah .Umumnya hadit terbagi dalam beberapa bagian yaitu sanad yang merupakan rangkaian orang (rijal) yang meriwayatkan hadits dan matan yaitu perkataan di pernghujung sanad.
Ilmu musthahalah hadits
Para ahli menganggap bahwa ilmu musthahalah hadits ditujuka untuk menyelidiki dan vervikasi sanad .Menurut mereka ilmu mustahalah hadits merupakan ilmu mengenai kaidah – kaidah penyampaian marwi (materi) oleh murawi (periwayat).Sedangkan menurut Imam As Syuthi dalam Tadrib Ar Rawi hal.41 merupakan pengetahuan atas keadaan sanad dan matan .Oleh sebab itu ilmu ini merupakan induk dari berbagai ilmu lainnya seperti jarah wat ta’dil dan tafsirus Sunnah .
Khabar
Semua yang datang dari Nabi shallahu’alaihi wa salam atau pun yang lainnya dari shahabat beliau ,tabi’in dan tabi’ut tabi’in atau generasi setelahnya.Menurut Ibn Hajar sebagaimana yang dikutip oleh As Sayuti bahwa khabar tidak berbeda dengan hadits dan terkadang juga bekedudukan marfu’ ,mauquf dan maqthu’ .Tetapi beberapa yang lain menetapkan khabar sebagai semua yang tidak berasal dari nabi shalatu wa salamu ‘alaih .
Sehingga dengan demikian para penyampai hadits dinamakan muhaddits sedangkan para penyampai khabar berupa tarikh disebyt akhbary atau muwarikh .
Atsar
Segala sesuatu yang datang dari selain nabi shallahu ‘alaihi wa salam yaitu para sahabat ,tabi’in dan tabi’ut tabi’in .Secara etimologis artinya jejak dan oleh sebab itu terkadang juga dianggap merupakan bagian dari Sunnah .Menurut para ulama Khurasan bahwa khabar untuk mauquf .
Sunnah
Secara etimologis berarti “kebiasaan” ,”jalan” dan sebagainya .Sedangkan secara terminologis sebagaimana dimengerti oleh para muhaddits sunnah merupakan segala yang dinukilkan dari nabi shalatu wa salamu ‘alaih berupa taqrir ,sifat ,kelakuan dan sirah .Fazlur Rahman berpendapat bahwa Sunnah merupakan praktek yang ditegakkan oleh sebuah thabaqat ke thabaqat dan seterusnya dan akibatnya dipandangan normatif .Sedangkan Ajjaj bila kata sunnah diterapkan ke dalam masalah – masalah hukum syara’ akan menjadi hadits syar’i.Tapi bisa disebutkan sunnah merupakan millah dalam beragama yaitu doktrin mengenai ushuluddiniyah dan kaifiya serta ma’bad yang mengiringinya .Para ulama fiqih menganggap sunnah sebagai anjuran dari Rasul shalatu wa salamu’alaih dan pendapat ini kiranya menyelisihi pendapat para sahabat dan tabi’in yang menggap bahwa Sunnah merupakan furqa (penyelisih) pemikiran – pemikirann para mubtadi’ dan zanadiqah dan juga shirath (jalan) yang memberikan mereka ketaatan dan kecintaan terhadap Allah dan Nabi juga para ahli baitnya .
Al ‘Adalah
Potensi (baik) yang dapat membawa pemiliknya kepada takwa dan (menyebabkan mampu) menghindari hal – hal tercela dan segala hal yang dapat merusak nama baik dalam pandangan orang banyak .Predikat ini dapat diraih seseorang dengan syarat – syarat Islam ,baligh ,berakal sehat takwa dan meninggalkan hal – hal yang merusak nama baik .
At Tajrih
Celaan yang dialamatkan pada rawi hadits yang dapat mengganggu bobot predikat “al ‘adalah” dan hafalan yang bagus seorang rawi .
Aj Jarh wa At Ta’dil
Pernyataan cela dan cacat dan pernyataan “al ‘adalah” dan hafalan yang bagus pada seorang rawi .
Al Mutaba’ah
Hadits yang para rawinya ikut serta meriwayatkan bersama para rawi hadits gharib dalam segi lafazh dan makna atau hanya makna saja dari seorang sahabat yang tidak berbeda
Ashhab As Sunan
Para ulama penyususn kitab – kitab “sunan” yaitu :Abu Daud ,At Tirmidzi,An Nasa’I ,Ibn Majah.
At Ta’dil
Pernyataan adanya “al ‘adalah” pada seorang rawi .
Hadits Hasan
Hadits yang sanadnya bersambung yang diriwayatkan oleh rawi yang adil dan mempunyai hafalan sedang sedang saj (khafif adh Dhabit) dari rawi yang semisalnya sampai akhir sanadnya serta tidak syadz dan tidak pula mempunyai illat .
Hadits Ahad
Hadits yang sanadnya tidak mencapai derajat mutawatir .
Hadits Dha’if
Hadits yang tidak memenuhi syarat hadits hasan dengan hilannya salah satu syaratnya .
Hadits Masyur
Hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang rawu atau lebih dalam setiap tabaqah tetapi belum mencapai derajat mutawatir .
Hadits Matruk
Hadits yang di dalamnya terdapat perawi yang tertuduh dusta .
Hadits Maudhu’
Hadits dusta ,palsu dan dibuat dan dinisbahkan kepada Muhammad Shallahu ‘alaih wa salam .
Hadits Munkar
Hadits yang diriwayatkan oleh seorang rawi yang dha’if dan bertentangan dengan riwayat yang tsiqah .
Hadits Mutawatir
Hadits yang diriwayatkan oleh banyak orang rawi dalam setiap tabaqah sehingga tidak dimungkinkan mereka berdusta .
Hadits Shahih
Hadits yang sanadnya tidak putus yang diriwayatan oleh rawi yang ‘adil dan mempunyai tamam adh dhabit dari rawi yang semisalnya sampai akhir sanadnya ,serta tidak syadz dan tidak mempunyai illat .
Ihalah
Isayarat yag diberikan seorang mu’alif berupa tempat yang perlu untuk dirujuk berkaitan dengan hadits atau masalah bersangkutan .
Illat
Sebab yang samar yang terdapat di dalam hadits yang dapat merusak keshahihannya .
Intiqha’
Terputusnya rangkaian sanad dalam sanad teradapat inqitha’ (rangkaian yang hilang) .
Jahalah
Tidak diketahui secara pasti yang berkaitan dengan identitas dan jati diri seorang rawi .
Layyin
Lemah
Lighairihi
Karena didukung yang lain (disebabkan faktor eksternal) .Misalnya Shahih Lighairih ialah hadits yang hakikatnya adalah hasan dan disebabkan dukungan oleh hadits hasan yang lain maka dia menjadi shahih lighairih .
Majhul
Rawi yang tidak diriwayatkan darinya kecuali oleh seorang saja .
Majhul Al ‘Adalah
Tidak diketahui kredibilitasnya
Majhul Al ‘Ain
Tidak diketahui identitasnya
Majhul Al Hal
Tidak diketahui jati dirinya .
Maqthu’
Riwayat yang disandarkan kepada tabi’in atau setelahnya berupa perkataan atau perbuatan baik sanadnya bersambung atau tidak bersambung .
Marfu’
Yang disandarkan kepada Nabi baik perkataan ,perbuatan ,persetujuan (taqrir) atau sifat baik sanadnya bersambunh atau terputus .
Mauquf
(Riwayat) yang disandarkan kepada sahabat baik perbuatan ,perkataan atau persetujuan atau riwayat yang sanadnya hanya sampai kepada sahabat dan tidak sampai kepada Nabi baik sanadnya bersambung atau terputus .
Mu’alliaq
(Hadits) yang sanadnya terbuag dari awal satu orang rawi atau lebih secara berurut –turut bahan sekalipun terbuang semuanya .
Mubham
Rawi yang tidak diketahui nama (identitas)
Mudallis
Rawi yang melakukan tadlis.
Mu’dhat
Hadita yang di tengah sanadnya terdapat dia orang rawi atau lebih terbuang secara berturut – turut
Munqathi’
Hadits yang di tengah sanadnya terdapat rawi yang dibuang satu orang atau lebih secara tidak berurutan .
Mursal
Hadits yang sanadnya terbuang dari akhir sanadnya sebelum tabi;in .
Nakarah
Makna hadits yang bertentangan dengan makna riwayat yang lebih kuat .Bila dikatakan ,”Dalam hadits tersebut terdapat nakarah “ artinya di dalamnya terdapat penggalan kalimat atau kata yang maknanya bertentangan dengan riwayat yang shahih .
Syadz
Apa yang diriwayatkan oleh seorang rawi yang pada hakikatnya kredibel tetapi riwayat rawi yang lebih utama dan lebih kredibel dari dirinya .
Syahid
Hadits yang para rawinya ikut serta meriwayatkannya bersama para rawi suatu hadits dari segi lafazhnya dan makna atau makna saja dari sahabat yang berbeda .
Tadh’if
Pernyataan bahwa hadits atau rawi bersangkutan dha’if (lemah) .
Tadlis
Menyembunyikan cela (cacat) yang terdapat di dalam sanad hadits dan membaguskannya secara zhahir .
Tahqiq
Penelitian ilmiah secara seksama tentang suatu hadits sehingga mencapai kebenaran yang pali tepat .
Tahsis
Pernyataan bahwa hadits bersangkutan adalah hasan .
Takhrij
Mengeluarkan suatu hadits dari sumber – sumbernya ,berikut memberikan hukum atas nya ,shahih atau dha’if .
Ta’liq
Komentar atau penjelasan terhadap sesuatu putongan kalimat atau derajat hadits dan sebagainya yang biasaya berbentuk catatan kaki .
Tashhih
Kesimpulan shahih
Tsiqah
Kredibelitas di mana pada dirinya terkumpul al ‘adalah dan adh dhabit .
Segala puji hanya layak disandarkan pada Allah Rabb Al Ahad yang telah menganugerahkan bagi perutusan-Nya Muhmmad Ibn Abdullah Sunan Al Huda yang dengannya Allah membimbing orang –orang beriman kepada segenap kebaikan dan menjauhkan mereka dari segenap keburukan.
Shalawat dan Salam penghormatan kami kepada ang Mulia Muhammad Ibn Abdullah yang telah mengupayakan sampainya Islam kepada manusia sekalipun sebagian besar dari mereka ingkar kepadanya dan menolaknya dengan mentah – menah serta menjauhinya hanya karena ashabiyah dan chauvinisme pada diri mereka yang menggelora bak api yang terbakar dan merah menyala siap membakar setiap penentang mereka.
Kehadiran beliau dengan risalahnya yang indah dan sejuk laksana salju yang turun dari atas langit yang dengannya Allah menyejukkan hati mereka dan menghilangkan rasa permushan di antara mereka sebagai saudara yang mana apabila ia disakiti maka hendaklah saudaranya membelanya dan apabial ia menyakiti hendaklah mereka membantunya dengan tidak membiarkan kedhaliman yang ia lakukan dan ini merupakan sebagian tuntunan Nabi Saw .
Dengan Sunnah Nabi Saw pula manusia dihilangkan kebekuan berfikirnya ,diluaskan pandangannya jauh ke depan sehingga mereka dapat merencanakan berbagai perunbahan yang akan membawa kepada kebaikan dan bukan hanya itu melalui Sunnah Nabi Saw didik pribadi yang kaut dan memilki keunggulan terhadap musuh – muuh mereka yang tdak menhendaki kebaikan kepada mereka .
Namun Allah tetap memuliakan umat ini melalui agamanya dengan kemulian yang tiada tara dan menghinakan penentangnya dengan kehinaan yang tidak pernah ditimpakan kepada orang – orang sebelum mereka dan masalah ini telah diterangkan dalam hadits riwayat Ahmad sbb :
“Sungguh perkara (janji) ini akan terjadi sebagaimana terjadinya siang dan malam.Dan Allah tidak akan membiarkan Baitul Madar (Mada’in) demikian pula Baitul Wabar (Badiyah) kecuali Allah akan memasukkan ke dalam agama ini dengan kemulian yang luar biasa ata dengan kehinan tiada tara.”
Demikianlah urgensi Sunnah yang tidak bisa untuk kita hindari dan memang bukan untuk dihindari ,Seorang hamba hanya diberikan dua pilihan yaitu melaksanakan perintahNya secara terpaksa atau secara sukarela dan orang yang cerdas akan memilih opsi kedua sebab manusia tidak akan terlepas dari kemahakuasaan Tuhan selamanya adanya opsi ketiga seluruh merupakan opsi yang disediakan Iblis dan tidak layak diikuti yaitu ingkar dengan menentang seluruh perintah Tuhan dan tidak mau tunduk kepada Al MuqtadariahNya .
Melalui buku yang penulis namai “Syarah As Sunnah lin Nabi Khairil Anam Shalallahu ‘alaihi Wa Salam” akan membahas permasalahan Sunnah dan berbagai penjelasan yang penulis sesuaikan dengan kontekstualis masalah sehingga keterikatan yang menyebabkan keterbatasan pemaknaan Sunnah terbatas bahkan bersifat kaku dapat dihindari sebab Sunnah tidaklah terbatas pembahasannya untuk suatu masalah atau terikat dengan pemahaman dhahir suatu ayat yang merupakan penyebab utama Ahli Hadits sulit mengaktualisasikannya dalam suatu masalah baru .
Akhirnya pada Allah jua penulis memohon agar Dia dapat memberi kemudahaan kita semua untuk mengenali dan memahami permasalahan keagamaan tapi juga dalam permasalahan profen sehingga kita dapat memahami Sunnah bukan hanya secara formalitasnya tapi juga substansi dari Sunnah itu sendiri .
بسم الله الرحمن الرحيم
المقدمة
الحمد لله على آلائه . وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له في أرضه وسمائه . وأشهد أن محمدا عبده ورسوله وخاتم أنبيائه صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه صلاة دائمة إلى يوم لقائه وسلم تسليما . وبعد :
Setiap orang yang mengimani Islam dan mengaku beriman merupakan orang –orang yang dibebani dengan sejumlah ketentuan yang jirzm yang merupakan regulasi penuh yang mengatur seluruh aspek kehidupannya baik dalam masalah self integrity yang meliputi fisik ,intlektualitas,moralitas dan spritualitas dalam berhubungan dengan Tuhan dan ada juga yang berkenaan dengan environment integrity yang meliputi unsur edukasi ,politik ,perekonomian ,kultur ,juridis dsb. yang kesemua ini akan menghadirkan kemajuan dan keseimbangan dalam berbagai hal sehingga akan lebih mudah manusia untuk bergerak membangun identitas dan kekuatan yang dapat menghantarkan manusia pada satu integritas soul and mind yaitu agama yang mengatur berbagai permasalahan manusia baik yang bersifat fundamental maupun yang sifatnya sub fundamental ,yang sifatnya formal maupun yang imformal yang kesemuanya diatur secara menyeluruh tanpa adanya ketimpangan dan dalam keadaan seperti ini manusia akan terarah dalam kehidupannya sehingga dia dapat melakukan konformitas dengan pemikiran disekitarnya dengan lebih mudah.
Selain tanpa adanya suatu pedoman yang real baik itu berupa nilai – nilai humanisme seperti folkways,mores ,usage ataupun yang bersifat yuridis seperti konstitusi ,kanon ,dekrit dsb seorang akan melakukan penyimpangan yang berbentuk retreatisme ,inovasi,pengasingan dan ini merupakan keadaan yang ditandai oleh keadaan apatis yang merupakan bentuk pengabaian terhadap kondisi yang dialami dan umumnya mereka tidak terlalu memikirkan esensi hidup dan menganggap keberadaan mereka tidak memilki tujuan apa pun dan dalam keadaan seperti ini hedonisme dan premisivisme akan menjadi pilihan sebagaimana yang diungkapkan oleh filosof Yunani terutama dari kalangan Cinicy dan Soticisme dalam pemahaman Hedonisme mereka dan ada pun berbagai golongan keagamaan seperi Mormon ,Montanisme ,Al Bigenisme dan sebagainya mengharamkan kesenangan duniawi untuk mencapai kedudukan yang mulia dalam utopisme mereka dengan jalan kerahiban dan mereka meyakini dengan jalan yang seperti ini mereka akan dapat memperoleh kebahagian namun kesemua pemahaman ini tidaklah membuktikan apa pun .Para penganut mereka pun tidak memperoleh kebehagian yang nyata sekalipun mereka mengadakan berbagai liturgi yang ditujukan untuk mencapai tingkatan ketuhanan dan ini semua merupakan utopisme yang tidak memberikan kontribusi yang benar – benar berarti sekalipun mereka mengadakan retrair ,ekaristi ,santapan suci ,tidak mengawini wanita dsb atau yang dilakukan oleh mereka yang menghendaki kebahagian duniawi dan mereka adalah kalangan sekuler yang apatis terhadap kelompok kedua juga tidak merasakan kebahagian apa pun sebaliknya mereka merasakan kegersangan di dalam jiwa mereka sekalipun mereka terlihat penuh dengan kenikmatan tanpa ada kekurangan apa pun dan ini kontradiktif dengan keadaan kelompok yang kedua hanya saja mereka tidak memperoleh kebahagian dalam hal keduniawian seperti kelompok pertama dan tentu saja manusia tetapmembutuhkan materi benda untuk memenuhi kebutuhannya dan ini merupakan gharizah yang tidak dapat dihilangkan dan sulit membayangkan betapa utopia yang mereka dengar dalam masalah ini telah melahirkan pemikiran – pemikiran baru yang tetap saja tidak memberikan solusi bahkan sebaliknya semakin menambah permasalahan .
Islam sebagai agama yang memilki aktualitas yang tinggi melalui sunnah Nabinya telah menunjukkan keberhasilan dalam meraih kebahagian yang bukan hanya dalam permasalahan duniawi namun juga ukhrawi dan Islam sangat memperhatikan permasalahan ini dan mereka pun memiliki sikap tersendiri menyangkut pedoman yang dijadikan fundamen yaitu Al Quran dan Sunnah yang berisi perincian penjelasan permasalahan yang ditampilkan di dalam Al Quran dan bukan hanya itu saja Islam telah menjadi dasar pemerintahan dan kenegaraan suatu Daulah Islamiyah selama beberapa abad dahn sama sekali tidak terjadi ketimpangan dalam pelaksanaan pemerintahan dan keadaan kehidupan sehari –hari dan ini merupakan bukti integritas Sunnah dan profesionalismenya dalam menaggulangi masalah.sebagian besar orang mulai dari yang sifatnya sederhana hingga yang paling rumit .
Dalam asumsi sebagian besar orang terutama mereka yang menganggap sunnah menganjurkan manusia untuk terus mempertahankan berbagai kebiasaan yang tidak lagi sesuai dengan kondisi dan perubahan yang sedang berlangsung dan hanya menyuruh manusia untuk menerima nasib tanpa harus berbuat apa pun ini merupakan suatu kesalahan pemahaman yang besar dan justru Sunnah Nabi Saw mengharuskan setiap muslim memilki pandangan yang luas untuk mengadakan suatu perubahan yang lebih baik dan juga mengajarkan mereka bersikap ittiba’(mengikuti) dalam hal – hal yang berkaitan dengan agama dan ikhtira (kreatif) dalam masaah profen dan ini juga merupakan bagian dari postulat Islam yang dinamai manhaj Salaf yang telah mebina umat Islam sejak masa sahabat ,tabi’ut ,tabi’in dan para pengikut mereka menjadi manusia – manusia berpikiran handal dan memilki kapabilitas tinggi sehingga dapat membina sebuah Negara ilmu dan iman yang tidak dapat dicapai oleh suatu bangsa pun sebelum mereka
Ada pun yang menjadi postulat mereka sbb:
1. Berpegang pada nash-nash yang ma'shum (suci), bukan kepada pendapat para ahli atau tokoh.
2. Mengembalikan masalah-masalah "mutasyabihat" (yang kurang jelas) kepada masalah "muhkamat" (yang pasti dan tegas). Dan mengembalikan masalah yang zhanni kepada yang qath'i.
3. Memahami kasus-kasus furu' (kecil) dan juz'i (tidak prinsipil), dalam kerangka prinsip dan masalah fundamental.
4. Menyerukan "Ijtihad" dan pembaruan. Memerangi "Taqlid" dan kebekuan.
5. Mengajak untuk ber-iltizam (memegang teguh) akhlak Islamiah, bukan meniru trend.
6. Dalam masalah fiqh, berorientasi pada "kemudahan" bukan "mempersulit".
7. Dalam hal bimbingan dan penyuluhan, lebih memberikan motivasi, bukan menakut-nakuti.
8. Dalam bidang aqidah, lebih menekankan penanaman keyakinan, bukan dengan perdebatan.
9. Dalam masalah Ibadah, lebih mementingkan jiwa ibadah, bukan formalitasnya.
10. Menekankan sikap "ittiba'" (mengikuti) dalam masalah agama. Dan menanamkan semangat "ikhtira'" (kreasi dan daya cipta) dalam masalah kehidupan duniawi
Melalui dasar postulat ini pula Islam dapat mempertahankan diri dan dapat berkembang dengan baik tanpa harus tertinggal dengan perubahan zaman ,bahkan sebaliknya Islam dapat hadir memberikan kontribusi dalam pembangunan dunia bukan hanya dari aspek materil namun juga dari aspek immaterial sehingga akan tercipta suatu kemajuan yang terarah dan berkembang dengan baik .
Sebagian orang yang menolak Sunnah secara penuh dengan alasan otensitas Sunnah yang diragukan dan mereka ini dinamai kelompok Ingkarus Sunnah .Mereka beranggapan Sunnah yang disusun beratus tahun setelah wafatnya Nabi Saw tidak lagi dapat dipercaya sebab berbagai perubahan yang terjadi dan perbedaan yang ada antara berbagai hadits sehingga bagi mereka Sunnah yang muncul dari hadits tidak memilki kesepakatan penuh dan tidak adanya pernyataan absolutisme dalam hadits sebagaimana Al Quran dan bahkan hadits masih dapat diperdebatkan dan diselewengkan dan anggapan seperti ini pernah muncul dalam pemahaman Ahli Ar Ra’yi dalam masalah fiqh yang juga tidak mau menerima hadits sebab banyaknya hadits palsu yang beredar saat kelompok ini lahir di tangan Muhammad Al Hasan yang merupakan murid Abu Hanifah rahimahullah .
Ahli Ar Ra’yi menolak hadits pada saat itu sebagai sumber berhukum adalah wajar dan masuk akal mengingat banyaknya hadits yang beredar dan belum adanya ilmu mursalahah hadits sehinga mereka akan ragu dalam penetapan hukum terhadap otensitasnya .Sebaliknya sebenaranya jelas bagi para penganut ingkarus Sunnah untuk dapat mengetahui tingkat otensitas hadits mengingat pada masa mereka ilmu Ushlul Hadits telah lahir namun keingkaran mereka diduga disebabkan fanatisme golongan .Mereka ingin membenarkan pendapat sendiri dengan jalan pembatalan pendapat orang lain yang berpegang pada Sunnah .Sehingga dengan mengingkari Sunnah maka pendapat yang selain takwil mereka terhadap Al Quran tertolak.
Pada Hakikatnya Sunnah Nabi Saw selayaknya dilaksanakan tanpa ada pertentangan dengan didasarkan sikap ittiba’ dalam masalah keagamaan dan menganjurka ikhtira dalam masalah keduniawian dan hal ini pernah ditegaskan oleh Nabi Saw sendiri dalam haditsnya
"Jika aku berikan perintah kepadamu mengenai agama, ikutilah, dan jika aku menyampaikan sesuatu hal yang berasal dari pendapatku sendiri, ingatlah bahwa aku adalah seorang manusia."
Namun sebagian orang yang menolak Sunnah Nabi Saw bukanlah tanpa pengetahuan tentang kebenarannya namun lebih dari itu mereka juga menyaksikan bahwa Allah memelihara Sunnah Nabi Saw melalui ulama Salaf radhiyallahu’anhum dan ini cukup menjadi bukti otensitas hadits sehingga tidak selayaknya mereka menolaknya bahkan merupakan suatu kewajiban kita berpegang padanya tanpa harus mempertentangkannya sebagaimana yang dilakukan oleh para pengingkar Sunnah ,kelompok Muktazilah dan segenap Mazhab Ahli Al Ahwa Al Bid’ah dan ini belum seberapa dibanding mereka yang menentang Sunnah yang paling ekstrim bahkan menegasikannya dan mereka dikenal sebagai kelompok Rafidhah yang merupakan mazhab fiqh Syiah ,sekalipun mereka menggunakan nama Ar Rafidhah yang berarti para pencinta keluarga nabi namun demikian mereka dengan tanpa merasa takut kepada Allah memutar balikkan Sunnah dan menempatkan hal – hal baru dalam agama ini hingga dengan serta merta menolak Sunnah yang berasal dari kalangan Ahli Sunnah terutama yang diwariskan oleh para ulama Salaf radhuyallahu’anhum . Rasulullah Saw melalui haditsnya telah memvonis sbb :
Barangsiapa tidak suka Sunnahku ,bukanlah dari golonganku.(Hr. Bukhari)
Pada akhirnya kita berpesan dengan agama ini terhadap yang haq dan menjauhkan perkara – perkara yang batil di atas nilai – nilai persaudaraan dan syariat yang kita junjung tinggi dan semoga dapat memberikan barang sedikit kebaikan dalam hal keduniawian dan menyempurnakan kenikmatan kita kelak di akhirat .
اللهم انك امرتنابدعآﺋك ووعدتنااجابتك فقد دعوناكماامرتنافاستجب لناكما و عدتنا
Allahu a’lam bi Jaddih
BAB I
AL I’TIQADIYAH FI AL USHULIYUDDINIYAH
Dalam mengamalkan perkara – perkara yang berkaitan dengan agama diperlukan adanya suatu bentuk keterikatan (imperatif) terhadap suatu permasalahan yang diketahui adanya suatu pembebanan dalam pelaksanaannya dan menuntut adanya suatu sebab dan syarat dalam pelaksanaannya sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah sbb :
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلاَّ رَسُوْلٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul. Sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang (murtad)?” (Ali ‘Imran: 144)
فقتل في سبيل الله لاتكلف الانفسك وحرض المؤمنين
“Maka berperanglah kamu di jalan Allah ,kamu tidak dibebankan melainkan dengan kewajiban kamu sendiri dan korbarkanlah semangat kaum mukmin.” (Qs. 4:84)
ومالنآ الانتوكلعلي الله وقد هدنا سبلنا
“Mengapa kami tidak bertawakkal kepada Allah padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada kami .”
للفقرآء الذين احصروافي سبيل الله لايستطيعون ضربا في الارض يحسبهم الجاهل اغنياء من التعفف
Berinfaklah kepada orang – orang faqir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah ,mereka tidak dapat (berusaha) di bumi ,orang – orang yang tidak mengetahui mengira mereka kaya sebab memelihara diri dari meminta – minta (Qs. 2:273)
ولاتخسبن الله غفلاعمايعمل الظلمين انما يؤخرهم ليوم تشخصفيهالابصر
“Dan janganlah kamu mengira bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat orang –orang dzalim .Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak .” (Qs. 14:42)
Juga dalam sejumlah Hadits Nabi Saw :
عن النبى صلى الله عليه وسلم أنه قال الدين النصيحة ثلاث قيل لمن يارسول الله
قال لله ولكتابه ولرسوله ولأﺋمة المسلمين وعامتهم
Dari Nabi Saw Sesungguhnya beliau bersabda ; “Agama adalah Nasihat (beliau ucapkan tiga kali) .”Bertanya para sahabat radhiyallahu’anhum : “Untuk siapa ya Rasulullah ? “ Beliau menjawab ; “Bagi Allah ,kitab – kitabNya ,RasulNya ,pemegang Imamat kaum muslimin dan kaum muslimin secara umum .” ( Hr. Bukhari dan Muslim dalam Sahihain)
وروىحذيفة رضي الله عنه أن قال من لم يهتم بأمرالمسلمين فليس منهم ومن لم يمس و يصبح ناصحا لله ولكتابه ولرسوله ولأﺋمة المسلمين وعامتهم فليسمنهم
Diriwayatkan dari Hudzaifah radhiyallahu’anhu Nabi Saw bersabda ;”Barangsiapa yang tidak memberikan perhatian kepada urusan kaum muslimin maka bukanlah berasal dari mereka .Barangsiapa baik sore maupun paginya tidak melakukukan nasihat kepada untuk Allah , kitabNya ,Rasul-Nya , para pemimpin umat Islam ,umat Islam pada umumnya ,maka bukanlah dia termasuk dari golongan mereka .” (Hr.Thabrani)
من رأىمنكم منكرافليغيره بيده ،فان لم يستطع فلسانه ،فان لم يستطع فبقلبه ليس وراء ذلك من الايمان حبةخردل
Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran ,maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya ,jika ia tidak mampu maka dengan lisannya ,jika tidak mampu dengan hatinya dan dibalik ini tidak ada keimanan walau sebiji sawi . (Hr. Muslim no.49)
حدثنا أبو الأحوص عن منصور عن ربعي عن رجل من بني أسد عن علي قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: " أربع لن يجد رجل طعم الإيمان حتى يؤمن بهن: لا إله إلا الله وحده، وأني رسول الله بعثني بالحق، وبأنه ميت ثم مبعوث من بعد الموت، ويؤمن بالقدر كله
Hadits Abu Al Ahwash dari Rabi’i dari seseorang dari Bani Asad dari Ali berkata : “ Berkata Rasul Allah Shallahu ‘alaihi wa Salam (Tidak akan pernah seseorang mendapat empat hal dari kenikmatan iman hingga meyakini bahwa Tiada ilah selain Allah Yang Esa , Aku Rasul Yang diutus dengan haq ,dan sesungguhnya yang mati dibangkitkan setelah kematian(nya) , mengimani seluruh qadar .” (Kitabul Iman no. 3 Abi Bakr Ibn ‘Abdullah Ibn Muhammad Ibn Abi Syaibah )
خط رسول الله لنا خطا ثم قال هذا سبيل الله مستقيما ثم خط خطوطا عن يمينه وعن شماله وقال هذه سبل على كل سبيل منها شيطان يدعوا إليه- وقرأ- وأن صراطي مستقيما فتبعوه
Rasulullah Saw membuat garis di depan kami dengan sebuah garis ,lalu beliau berkata : “Ini adalah jalan Allah “ kemudian beliau membuat garis – garis di sebelah kanan dan kirinya dan mengatakan : “Ini adalah jalan – jalan yang ada setan menyeret ke situ ,lalu Rasulullah Saw membaca ayat “...Inilah jalanKu .Jalan yang lurus maka ikutilah dia.(As Sunan Ad Darimi I/67-68)
ذروني ما تركتكم فانما هلك الذين من قبلكم بكثرة سؤالهم واختلافهم على أنبياﺋهم فإذا نهيتكم عن شئ فاجتنبوه وإذا أمرتكم بامر فأتوا منه ما استطعتم
“Berpegang teguhlah kalian dengan apa yang yang aku tinggalkan ,sebab sesungguhnya kaum sebelum kalian hancur disebabkan oleh kebanyakan belisih bertanya dan menyelesihi nabi – nabi mereka .Sebab itu bila aku melarang meninggalkan sesuatu maka jauhilah dan apabila aku menyuruh kalian sesuatu maka kerjakanlah menurut kemampuan kalian .”(Hadits riwayat Al Bukhari dan Muslim )
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ صَخْر رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مَنْ قَبْلَكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ . [رواه البخاري ومسلم]
Dari Abu Hurairah Abdurrahman bin Sakhr radhiallahuanhu dia berkata : Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Apa yang aku larang hendaklah kalian menghindarinya dan apa yang aku perintahkan maka hendaklah kalian laksanakan semampu kalian. Sesungguhnya kehancuran orang-orang sebelum kalian adalah karena banyaknya pertanyaan mereka (yang tidak berguna) dan penentangan mereka terhadap nabi-nabi mereka. (Bukhori dan Muslim)
أخبرنا بشر بن هلال الصواف قال: حدثنا عبد الوارث قال: حدثنا أيوب عن غيلان بن جرير، عن زياد بن رباح، عن أبي هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
-من خرج من الطاعة وفارق الجماعة فمات مات ميتة جاهلية، ومن خرج على أمتي يضرب برها وفاجرها لا يتحاشى من مؤمنها ولا يفي لذي عهدها فليس مني، ومن قاتل تحت راية عمية يدعو إلى عصبية أو يغضب لعصبية فقتل فقتلة جاهلية.
”Dikabarkan dari Basyar bin Hilal Ash Shawaf ,dia berkata hadits ’Abdur Warits dari Abu Ayub dari Ghailan bin Jarir dari Ziad bin Rabbah dari Abu Hurairah ,beliau berkata :”Berkata Rasulullah Shalatu wa Salamu ’alaih :’Barangsiapa yang keluar dari ketaatan dan berpisah dari Jamaah lalu mati maka matinya dalam keadaan jahiliyah ,barangsiapa yang keluar dari umatku
ان الشيطان ذﺋب الإنسان كذﺋب الغنم يأ خذ الشياة القاصية والناحية فاياكم والشعاب وعليكم با الجماعة والعامة والمسجد
“Sesungguhnya syaithan bagi manusia ,laksana serigala bagi kambing .Serigala itu memangsa kambing yang memisahkan diri dari kawanannya .Jauhilah sikap menjauhkan diri dari kelompok dan jamaah serta berkomitmenlah pada jamaah itu ,masyarakat dan masjid.” ( Musnad Imam Ahmad 5/232-233,243 )
اثنان خير من واحد وثلاث خير من اثنين وأربعة خير من ثلاثة فعليكم بالجماعة فان الله عز وجل لن يجمع امتي الا على الهدى
“Dua orang lebih baik dibanding dari satu dibanding tiga orang lebih baik dibanding dua dan empat lebih dibanding tiga .Karena itu komitmenlah dengan jamaah ,karena Allah tidak menghimpun umatku kecuali petunjuknya .” ( Musnad Ahmad 5/145 )
" إن أهل الكتابين افترقوا في دينهم على اثنتين وسبعين ملة، وإن هذه الأمة ستفترق على ثلاث وسبعين ملة - يعني الأهواء - كلها في النار إلا واحدة وهي الجماعة "
“Ahli Kitab terpecah dalam agama mereka menjadi 72 golongan dan umat ini akan terpecah menjadi 73 golongan –yaitu golongan pengikut hawa nafsu-semua di neraka kecuali satu golongan dan yaitu Al Jamaah .” (Hr. Ahmad dan Abu Daud )
أن عبد الله بن عمرو قال: هجرت إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم يوماً، فسمع أصوات رجلين اختلفا في آية، فخرج علينا رسول الله صلى الله عليه وسلم، يعرف في وجهه الغضب، فقال: إنما هلك من كان قبلكم من الأمم باختلافهم في الكتاب
Sesunggguhnya Abdullah Ibn Umar berkata : “aku berjalan – jalan bersama Rasul Saw pada suatu hari maka aku mendengar dua orang berbantah – bantahan mengenai suatu ayat maka keluarlah kepada kami Nabi Saw ,terlihat pada wajahnya kemarahan .Beliau berkata : ‘Sesungguhnya kecelakaan umumnya orang – orang sebelum kamu disebabkan berselisih dalam masalah Al Kitab .” ( Hr.Muslim)
وعظنا رسول الله صلى الله عليه وسلم موعظة ذرفت منها العيون ووجلت منها القلوب. فقلنا: يا رسول الله صلى الله عليه وسلم. إن هذه لموعظة مودع. فما تعهد إلينا؟ قال: ((قد تركتكم على البيضاء. ليلها كنهارها لا يزيغ عنها بعدي إلا هلك. من يعش منكم فيسرى اختلافا كثيرا. فعليكم بما عرفتم من سنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين. عضوا عليها بالنواجذ. وعليكم بالطاعة. وإن عبدا حبشيا. فإنما المؤمن كالجمل الأنف، حيثما قيد انقاد)).
Memberitahukan kepada kami Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Salam
“Sungguh telah mendekat kepada kalian suatu masa malamnya seperti siangnya ,tiada yang akan hadir darinya setelahku selain kehancuran .Barangsiapa yang diberikan umur panjang di antaramu akan melihat banyak pertentangan .Maka berpeganglah dengan apa yang kamu ketahui dari sunnahku dan sunnah khulafaurrasyidin yang diberi petunjuk .Gigitlah dia dengan gigi geraham.Taa’atilah olehmu .Sekalipun terhadap budak Habsyi .”
حدثنا أحمد بن حنبل، ثنا الوليد بن مسلم، ثنا ثور بن يزيد قال: حدثني خالد بن معدان قال: حدثني عبد الرحمن بن عمرو السّلمي وحجر بن حُجْرقال أوصيكم بتقوى اللّه والسمع والطاعة، وإن عبداً حبشيّاً فإِنه من يعش منكم بعدي فسيرى اختلافاً كثيراً، فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء المهديِّين الراشدين تمسكوا بها وعضُّوا عليها بالنَّواجذ، وإياكم ومحدثات الأمور، فإِنَّ كلَّ محدثةٍ بدعةٌ، وكلُّ بدعةٍ ضلالةٌ".
Dari ‘Abdurrahman Ibn ‘Amru As Sulami dan Hajar Ibn Hujri berkata Rasul Shalatu wa Salamu ‘alaih : “Ku wasiatkan bagimu untuk bertakwa kepada Allah dan mendengar lagi ta’at ,sekalipun lepada budak Habsyi sebab sesungguhnya barangsiapa yang diberikan umur panjang di antaramu akan melihat banyak pertentangan .Maka peganglah sunahku dan sunnah khulafaurrasyidin yang diberi petunjuk .Peganglah dia erat – erat gigitlah (sekuat – kuatnya) dengan gigi geraham.Jauhilah perkara – perkara yang diada – adakan ,sebab sesungguhnya setiap perkara yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat.” (Hr. Abu Daud dalam Kitab As Sunnah no.4607 Tirmidz 5/2676 dan Ahmad 4/126-127 )
عن أَبِي نَجِيْحٍ الْعِرْبَاضِ بْنِ سَاريةَ رَضي الله عنه قَالَ : وَعَظَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ الله عليه وسلم مَوْعِظَةً وَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوْبُ، وَذَرِفَتْ مِنْهَا الْعُيُوْنُ، فَقُلْنَا : يَا رَسُوْلَ اللهِ، كَأَنَّهَا مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ، فَأَوْصِنَا، قَالَ : أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفاً كًثِيْراً. فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ اْلأُمُوْرِ، فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ [رَوَاه داود والترمذي وقال : حديث حسن صحيح]
Dari Abu Najih Al Irbadh bin Sariah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam memberikan kami nasehat yang membuat hati kami bergetar dan air mata kami bercucuran. Maka kami berkata : Ya Rasulullah, seakan-akan ini merupakan nasehat perpisahan, maka berilah kami wasiat. Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : “ Saya wasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah ta’ala, tunduk dan patuh kepada pemimpin kalian meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak. Karena di antara kalian yang hidup (setelah ini) akan menyaksikan banyaknya perselisihan. Hendaklah kalian berpegang teguh terhadap ajaranku dan ajaran Khulafaurrasyidin yang mendapatkan petunjuk, gigitlah (genggamlah dengan kuat) dengan geraham. Hendaklah kalian menghindari perkara yang diada-adakan, karena semua perkara bid’ah adalah sesat “
(Riwayat Abu Daud dan Turmuzi, dia berkata : hasan shahih)
يَكُوْنُ بَعْدِيْ أَئِمَّةُ لاَ يَهْتَدُوْنَ بِهُدَايَ وَلاَ يَسْتَنُّوْنَ بِسُنَّتِيْ أَوْ سَيَقُوْمُ فِيْهِمْ رِجَالٌ قُلُوْبُهُمْ قُلُوْبُ الشَّيَاطِيْنِ في جُسْمَانِ إِنْس قُلْتُ: كَيْفَ أَصْنَعُ يَارَسُوْلَ اللهِ ! إِنْ أَدْرَكْتُ ذلِكَ ؟ قَالَ: تَسْمَعُ وَتُطِيْعُ لِلأَمِيْرِ وَإِنْ ضُرِبَ ظَهْرُكَ وَأُخِذَ مَالُكَ فَاسْمَعْ وَأَطِعْ
“Akan ada sepeninggalku nanti para pemimpin, mereka tidak terbimbing dengan petunjukku dan tidak menjadikan sunnahku sebagai pedomannya dan akan muncul pada mereka orang-orang yang hatinya (seperti) hati syaithon dalam jasad manusia” saya bertanya ” ‘Wahai Rasulullah, apa yang harus aku perbuat bila aku mendapati hal itu?’ jawab Beliau Shalallahu ‘alaihi wa salam : “Engkau mendengar dan menta’ati sang penguasa walaupun punggungmu dicambuk dan hartamu dirampas, dengarkanlah dan ta’atilah…!”
(Riwayat Muslim dalam Shahih 52)
سَيَأْتِيْ عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتٌ يُصَدَّقُ فِيْهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيْهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيْهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيْهَا الْأَمِيْنُ وَيَنْطِقُ فِيْهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيْلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ يَتَكَلَّمُ فِيْ أَمْرِ الْعَامَّةِ
“Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang menipu, akan dipercaya/dibenarkan padanya orang yang berdusta dan dianggap dusta orang yang jujur, orang yang berkhianat dianggap amanah dan orang yang amanah dianggap berkhianat dan akan berbicara Ar-Ruwaibidhoh. Ditanyakan : “Siapakah Ar-Ruwaibidhoh itu ?”. Beliau berkata : “Orang yang bodoh berbicara dalam perkara umum”. Dishohihkan oleh Syeikh Muqbil dalam Ash-Shohih Al-Musnad Mimma Laisa Fi Ash-Shohihain.
حدثنا أحمد بن منيع أخبرنا النضر بن إسماعيل أبو المغيرة عن محمد بن سوقة عن عبد الله ابن دينار عن ابن عمر قال:
- خطبنا عمر بالجابية فقال (يا أيها الناس إني قمت فيكم كمقام رسول الله صلى الله عليه وسلم فينا فقال أوصيكم بأصحابي ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم ثم يفشو الكذب حتى يحلف الرجل ولا يستحلف ويشهد الشاهد ولا يستشهد. ألا لا يخلون رجلٌ بامرأة إلا كان ثالثهما الشيطان عليكم بالجماعة وإياكم والفرقة فإن الشيطان مع الواحد وهو من الإثنين أبعد. من أراد بحبوحة الجنة فليلزم الجماعة من سرته حسنته وساءته سيئته فذلكم المؤمن) .
Hadits Ahmad Ibn Mani’ dikabarkan kepada kami An Nadhr Ibn Isma’il Abu Mughirah dari Muhammad Sauqih dari ‘Abdullah Ibn Dinar dari Umar berkata : Berkhutbah kepada kami Umar maka beliau berkata :”Wahai sekalian manusia sesunggunya aku berdiri di depan kamu semua sebagaimana Rasulullah berdiri di hadapan kami (Sahabat ) Maka beliau berkata :”Kuwasiatkan kepada kamu semua melalui sahabat – sahabatku kemudian yang mengiringi mereka kemudian yang mengiringi mereka kemudian hadir kebohongan sehingga bersumpahlah seseorang padahal dia bersumpah dan bersaksi menyaksikan padahal dia tidak menyaksikan .Selain tiada seseorang lelaki berduan dengan seorang wanita kecuali yang ketiganya adalah syaithan .Maka berjamaahlah dan hindarilarilah berkelompok – kelompok karena sesungguhnya syaithan bersama yang sendirian dan barangsiapa yang berdua bersama yang lain maka syaithan akan menjauh.Barangsiapa menghendaki tinggal di dalam syurga maka hendaklah berkomitmen dengan Jamaah .Barangsiapa yang kebaikannya tersembunyi dan memburukkan keburukannya itulah orang yang beriman.” (Hr.Tirmidz dalam Abwabu Al Fitan ,”Babu maa Jaa fi Luzumi Al Jama’ah 4/465-466 no.2165)
عَنْ أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ أُمِّ عَبْدِ اللهِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ : قَالَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم : مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ. [رواه البخاري ومسلم وفي رواية لمسلم : مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ ]
Dari Ummul Mu’minin; Ummu Abdillah; Aisyah radhiallahuanha dia berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Siapa yang mengada-ada dalam urusan (agama) kami ini yang bukan (berasal) darinya), maka dia tertolak. (Riwayat Bukhori dan Muslim), dalam riwayat Muslim disebutkan: siapa yang melakukan suatu perbuatan (ibadah) yang bukan urusan (agama) kami, maka dia tertolak.
كان يقول في خطبته يوم الجمعة: أما بعد فإن أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد وشر الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة (رواه صحيح مسلم وسنن أبن ماجه)
Beliau Nabi Shallahu ‘alaihi wa Salam bersabda dalam khutbah jum’atnya :”Amma ba’du Sesungguhnya sebenar – benar perkataan adalah kitabullah dan sebaik – baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Shallahu ‘alaihi wa Salam dan seburuk – buruk perkara adalah yang diada –adakan dan setiap yang diada –adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat.”(Riwayat Muslim dalam Shahinya dan Ibn Majah dalam Sunan beliau)
عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : لاَ يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ يَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنِّي رَسُوْلُ اللهِ إِلاَّ بِإِحْدَى ثَلاَثٍ : الثَّيِّبُ الزَّانِي، وَالنَّفْسُ بِالنَّفْسِ وَالتَّارِكُ لِدِيْنِهِ الْمُفَارِقُ لِلْجَمَاعَةِ
(رواه البخاري ومسلم)
Dari Ibnu Mas’ud radiallahuanhu dia berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Tidak halal darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tidak ada Ilah selain Allah dan bahwa saya (Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam) adalah utusan Allah kecuali dengan tiga sebab : Orang tua yang berzina, membunuh orang lain (dengan sengaja), dan meninggalkan agamanya berpisah dari jamaahnya (Hr.Bukhari dan Muslim)
أخبرنا محمد بن بشار قال: حدثنا عمرو بن عاصم قال: حدثنا عمران أبو العوام قال: حدثنا معمر عن الزهري، عن أنس بن مالك قال:لما توفي رسول الله صلى الله عليه وسلم ارتدت العرب، فقال عمر: يا أبا بكر، كيف تقاتل العرب؟ فقال أبو بكر: أنما قال رسول الله صلى الله عليه وسلم أمرت أن أقاتل الناس حتى يشهدوا أن لا إله إلا الله وأني رسول الله ويقيموا الصلاة ويؤتوا الزكاة، والله لو منعوني عناقا مما كانوا يعطون رسول الله صلى الله عليه وسلم لقاتلتهم عليه. قال عمر: فلما رأيت رأي أبي بكر قد شرح علمت أنه الحق.
Dikabarkan oleh Muhammad Ibn Basyar berkata :hadits ‘Amru Ibn ‘Ashim berkata :hadits ‘Imran Abu Al ‘Awwam berkata : hadits Mu’ammar Az Zahiri dari Anas Ibn Malik berkata :”Ketika Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Salam wafat murtadlah orang – orang Arab ,maka berkatalah ‘Umar :”Ya Abu Bakar ,bagaimana engkau dapat membunuh orang – orang Arab ? Berkatalah Abu Bakar :’Sesungguhnya berkatalah Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Salam :”Aku diperintahkan membunuh manusia hingga bersaksi Tiada Tuhan Selain Allah dan sesungguhnya Aku Utusan Allah dan mendirikan shalat dan membayar zakat ,demi Allah seandainya mereka diperintahkan menginfakkan seutas tali sepatu oleh Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Salam tentulah aku perangi mereka .Berkata ‘Umar :kemudian aku melihat pandangan Abu Bakar kelapangan ilmunya lebih dekat kepada kebenaran.”(HR. An Nasa’i Bab Tahrimud Dam)
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم قَالَ : أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ، وَيُقِيْمُوا الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا الزَّكاَةَ، فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءُهُمْ وَأَمْوَالُـهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ الإِسْلاَمِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللهِ تَعَالىَ [رواه البخاري ومسلم ]
Dari Ibnu Umar radhiallahuanhuma sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada Ilah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, menegakkan shalat, menunaikan zakat. Jika mereka melakukan hal itu maka darah dan harta mereka akan dilindungi kecuali dengan hak Islam dan perhitungan mereka ada pada Allah Subhanahu wata'ala.
(Riwayat Bukhori dan Muslim)
أخبرنا أحمد بن محمد بن المغيرة قال حدثنا عثمان عن شعيب عن الزهري حدثنا وأخبرني عمرو بن عثمان بن سعيد بن كثير قال حدثنا أبي قال حدثنا شعيب عن الزهري قال حدثني سعيد بن المسيب أن أبا هريرة أخبره أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال:
-أمرت أن أقاتل الناس حتى يقولوا لا إله إلا الله فمن قالها فقد عصم مني نفسه وماله إلا بحقه وحسابه على الله
Dikabarkan kepadaku dari Ahmad Ibn Muhammad Al Mughirah berkata hadits ‘Utsman dari Zahiri ,hadits yang dikabarkan kepadaku ‘Amru Ibn ‘Utsman Ibn Sa’id Ibn Katsir berkata :Hadits dari ayahku berkata Hadits Syu’aib dari Zahiri berkata hadits Sa’id Ibn Musayyab :Sesungguhnya Abu Hurairah memberitakan kepadanya sesungguhnya Rasulullah Shalatu wa Salamu ‘alai berkata :”Diperintahkan kepada ku untuk memerangi manusia hingga mengucapkan Tiada Tuhan selain Allah maka barangsiapa telah mengatakannya sungguh telah terjaga dariku dirinya selain apa yang menjadi haqnya dan perhitungannya diserahkan kepada Allah .”(Hr. An Nasa’i dalam Sunan An Nasa’i kitab Al Jihad)
حدثنا سويد بن سعيد. حدثنا علي بن مسهر عن الأعمش، عن أبي سفيان، عن جابر؛ قال:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ((أمرت أن أقاتل الناس حتى يقولوا. لاإله إلا الله. فإذا قالوا: لاإله إلا الله عصموا مني دماءهم وأموالهم، إلا بحقها. وحسابهم على الله حدثنا سويد بن سعيد. حدثنا علي بن مسهر عن الأعمش، عن أبي سفيان، عن جابر؛ قال:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ((أمرت أن أقاتل الناس حتى يقولوا. لاإله إلا الله. فإذا قالوا: لاإله إلا الله عصموا مني دماءهم وأموالهم، إلا بحقها. وحسابهم على الله
Hadits Suwaid Ibn Sa’id .Hadits ‘Ali Ibn Mashur dari Al A’masy dari Abi Sufyan dari Jabir Berkata : berkata Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Salam :”Aku diperintahkan membunuh manusia hingga menyatakan Tiada Tuhan Selain Allah .Maka apabila telah dikatakan olehnya demikian terjagalah dariku darahnya dan keluarganya kecuali dengan haknya dan hisabnya diserahkan kepada Allah .”(Hr. Ibn Majjah Bab Al Kafi Man Qala La ilaha illallah No.2)
أخبرنا أحمد بن يحيى بن زهير حدثنا إبراهيم بن بسطام حدثنا أبو داود حدثنا شعبة عن الأعمش وحبيب بن أبي ثابت وعبد العزيز بن رفيع عن زيد بن وهب عن أبي ذر قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من قال لا إله إلا الله دخل الجنة فقلت وإن زنى وإن سرق قال وإن زنى وإن سرق
Diberitakan kepada kami dari Ahmad Ibn Yahya Zahiri ,hadits Ibrahim Ibn Yustham ,hadits Abu Daud ,Hadits Syu’bah dari Al A’masy dan Habib Ibn Abi Tsabit dan ‘Abdul ‘Aziz Ibn Rafi’ dari Ziad Ibn Wahab dari Abi Dzar radhiyallahu’anhu berkata :berkata Rasul Allah Muhammad Shallahu ‘alaihi wa Salam barangsiapa mengucapkan Tiada Tuhan selain Allah akan masuk syurga .”Beliau ditanya :sekalipun melakukan zina dan pencuruian.”Beliau menjawab :”Sekalipun melakukan zina dan pencurian.” (Hr.Ibn Hibban dalam Kitab Al Iman No. 169)
أخبرنا محمد بن عبد الله بن المبارك قال: حدثنا الأسود بن عامر قال: حدثنا إسرائيل عن سماك عن النعمان بن بشير قال:
-كنا مع النبي صلى الله عليه وسلم فجاء رجل فساره فقال: اقتلوه، ثم قال: أيشهد أن لا إله إلا الله؟ قال: نعم، ولكنما يقولها تعوذا، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم لا تقتلوه، فإنما أمرت أن أقاتل الناس حتى يقولوا لا إله إلا الله، فإذا قالوها عصموا مني دماءهم وأموالهم إلا بحقها، وحسابهم على الله
Dikabarkan dari Ahmad Ibn Abdullah Ibn Mubarak berkata : Al Aswad Ibn ‘Amir berkata : Israil dari Samak Ibn An Nu’man Ibn Basyar berkata :Pada suatu ketika kami bersama Nabi Shallahu ‘alaih wa Salam datanglah seseorang secara diam – diam maka beliau bertanya :”Apakah engkau bersaksi tiada Tuhan selain Allah ?” Dia menjawab :benar ,dan barangsiapa mengatakannya dilindungi ,maka berkatalah nabi Shalallahu ‘alaih wa Salam :”Jangan bunuh dia sebab sesungguhnya aku diperintah memerangi manusia hingga mengatakan Tiada Tuhan Selain Allah ,maka jika telah mengatakannya terjagalah dia dariku darahnya dan hartanya kecuali dengan haknya dan hisabnya diserahkan kepada Allah .(Hr.An Nasa’i Kitab Tahrimud Dam)
"إنك تأتي قوما من أهل الكتاب، فليكن أول ما تدعوهم إليه شهادة أن لا إله إلا الله - وفي رواية : إلى أن يوحدوا الله -، فإن هم أطاعوك لذلك فأعلمهم أن الله افترض عليهم خمس صلوات في كل يوم وليلة، فإن هم أطاعوك لذلك فأعلمهم أن الله افترض عليهم صدقة تؤخذ من أغنيائهم فترد على فقرائهم، فإن هم أطاعوك لذلك فإياك وكرائم أموالهم، واتق دعوة المظلوم فإنه ليس بينها وبين الله حجاب"
“Sungguh kamu akan mendatangi orang-orang ahli kitab (Yahudi dan Nasrani), maka hendaklah pertama kali yang harus kamu sampaikan kepada mereka adalah syahadat La Ilaha Illallah – dalam riwayat yang lain disebutkan “supaya mereka mentauhidkan Allah”-, jika mereka mematuhi apa yang kamu dakwahkan, maka sampaikan kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka sholat lima waktu dalam sehari semalam, jika mereka telah mematuhi apa yang telah kamu sampaikan, maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka zakat, yang diambil dari orang-orang kaya diantara mereka dan diberikan pada orang-orang yang fakir. Dan jika mereka telah mematuhi apa yang kamu sampaikan, maka jauhkanlah dirimu dari harta pilihan mereka, dan takutlah kamu dari doanya orang-orang yang teraniaya, karena sesungguhnya tidak ada tabir penghalang antara doanya dan Allah” (HR. Bukhori dan Muslim).
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ما يفرك ؟ أيفرك أن تقول: لا إله إلا الله ؟ فهل تعلم من إله سوى الله ؟ قال: قلت: لا، ثم تكلم ساعة ثم قال: إنما يفرك أن تقول: الله أكبر، وتعلم شيئاً أكبر من الله ؟، قال قلت: لا، قال: فإن اليهود مغضوب عليهم، وإن النصارى ضلال، قال: فقلت: فإني حنيف مسلم، قال فرأيت وجهه ينبسط فرحاً " وذكر حديثاً طويلاً.
Berkata Rasul Saw :Apa yang membuatmu lari ? Apakah kamu lari sebab perkataan Tiada ilah Selain Allah ? Apakah engkau tahu ada ilah selain Allah ? Sesungguhnya apa yang membuatmu lari perkataan Allah Maha Besar ? Apakah kamu tahu ada sesuatu yang lebih besar dibandingkan Allah ? Berkata Adi : Aku berkata :Tidak ,beliau bersabda : Sesungguhnya kaum Yahudi kebencian Allah atas mereka dan sesungguhnya kaum Nashara sesat ,berkata :Aku berkata :Sesungguhnya aku berserah diri lagi hanif ,berkata : maka terlihatlah di wajah beliau kesan kegembiraan .(Al Musnad IV/378 ,Tirmidz 2395 , Al Ihsan 253)
"من قال لا إله إلا الله وكفر بما يعبد من دون الله حرم ماله ودمه وحسابه على الله"
“Barang siapa yang mengucapkan لا إله إلا الله, dan mengingkari sesembahan selain Allah, maka haramlah harta dan darahnya, adapun perhitungannya adalah terserah kepada Allah”. (Hr.Muslim dalam Shahihnya)
حدثنا مسلم بن إبراهيم قال: حدثنا هشام قال: حدثنا قتادة، عن أنس، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال:
(يخرج من النار من قال لا إله إلا الله، وفي قلبه وزن شعيرة من خير، ويخرج من النار من قال لا إله إلا الله، وفي قلبه وزن برة من خير، ويخرج من النار من قال لا إله إلا الله، وفي قلبه وزن ذرة من خير).
Hadits Muslim Ibn Ibrahim berkata : Hasyim berkata : Qatadah berkata : dari Anas dari Nabi Shallahu ‘alaihi wa Salam berkata :”Akan keluar dari neraka barangsiapa yang mengucapkan “Tiada Tuhan selain Allah” dan di hatinya ada seberat rambut kebaikan akan keluar dari neraka dan akan keluar dari neraka barangsiapa yang mengatakan “Tiada Tuhan selain Allah dan di dalam hatinya ada seberat biji gandum kebaikan .Akan keluar dari neraka barangsiapa yang mengatakan “Tiada Tuhan selain Allah” dan ada kebaikan seberat biji zarrah .” (Hr. Bukhari 2/44)
" من شهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأن محمدا عبده ورسوله، وأن عيسى عبد الله ورسوله، وكلمته ألقاها إلى مريم وروح منه والجنة حق والنار حق أدخله الله الجنة على ما كان من العمل " أخرجاه
“Barang siapa yang bersyahadat bahwa tidak ada sesembahan yang hak (benar) selain Allah saja, tiada sekutu bagiNya, dan Muhammad adalah hamba dan RasulNya, dan bahwa Isa adalah hamba dan RasulNya, dan kalimatNya yang disampaikan kepada Maryam, serta Ruh dari padaNya, dan surga itu benar adanya, neraka juga benar adanya, maka Allah pasti memasukkanya ke dalam surga, betapapun amal yang telah diperbuatnya”. (HR. Bukhori & Muslim)
- حدثنا عبد الله حدثني أبي ثنا عفان ثنا أبو خلف موسى بن خلف كان يعد من البدلاء قال ثنا يحيى بن أبي كثير عن زيد بن سلام عن جده ممطور عن الحرث الأشعري ان نبي الله صلى الله عليه و سلم قال Y ان الله عز و جل أمر يحيى بن زكريا بخمس كلمات ان يعمل بهن وان يأمر بني إسرائيل ان يعملوا بهن فكاد ان يبطئ فقال له عيسى انك قد أمرت بخمس كلمات ان تعمل بهن وان تأمر بني إسرائيل ان يعملوا بهن فأما ان تبلغهن واما ابلغهن فقال له يا أخي اني أخشى ان سبقتني ان أعذب أو يخسف بي قال فجمع يحيى بني إسرائيل في بيت المقدس حتى امتلأ المسجد وقعد على الشرف فحمد الله وأثنى عليه ثم قال ان الله عز و جل أمرني بخمس كلمات ان اعمل بهن وأمركم ان تعملوا بهن أولهن ان تعبدوا الله ولا تشركوا به شيئا فان مثل ذلك مثل رجل اشترى عبدا من خالص ماله بورق أو ذهب فجعل يعمل ويؤدي عمله إلى غير سيده فأيكم يسره ان يكون عبده كذلك وان الله عز و جل خلقكم ورزقكم فاعبدوه ولا تشركوا به شيئا وأمركم بالصلاة فان الله عز و جل ينصب وجهه لوجه عبده ما لم يلتفت فإذا صليتم فلا تلتفتوا وأمركم بالصيام فان مثل ذلك كمثل رجل معه صرة من مسك في عصابة كلهم يجد ريح المسك وان خلوف فم الصائم اطيب عند الله من ريح المسك وأمركم بالصدقة فان مثل ذلك كمثل رجل أسره العدو فشدوا يديه إلى عنقه وقربوه ليضربوا عنقه فقال هل لكم ان افتدي نفسي منكم فجعل يفتدي نفسه منهم بالقليل والكثير حتى فك نفسه وأمركم بذكر الله كثيرا وان مثل ذلك كمثل رجل طلبه العدو سراعا في أثره فأتى حصنا حصينا فتحصن فيه وان العبد أحصن ما يكون من الشيطان إذا كان في ذكر الله عز و جل قال وقال رسول الله صلى الله عليه و سلم انا آمركم بخمس الله أمرني بهن بالجماعة وبالسمع والطاعة والهجرة والجهاد في سبيل الله فإنه من خرج من الجماعة قيد شبر فقد خلع ربقة الإسلام من عنقه إلى ان يرجع ومن دعا بدعوى الجاهلية فهو من جثاء جهنم قالوا يا رسول الله وان صام وصلى قال وان صام وصلى وزعم انه مسلم فادعوا المسلمين بما سماهم المسلمين المؤمنين عباد الله عز و جل K حديث صحيح وهذا إسناد حسن
“Sesungguhnya Allah Subhanallahu wa Ta’ala telah memerintahkan Yahya Al Ma’muditha putra Zakaria untuk mengerjakan lima perintah dan menyerukannya bagi Bani Israil untuk diamalkan .Dia melambat-lambatkan perintah itu ,maka Al Masih Isa Ibn Maryam berkata kepadanya ,’Sesungguhnya Allah telah menyuruhmu mengerjakan lima perkara dan menyerukannya bagi bani ISrail agar mereka mengamalkannya juga ,kamu yang menyuruh mereka atau saya yang akan menyuruh !’Yahya menjawab ,’Wahai sadaraku ,saya takut jika engkau yang mendahului saya mengerjakan perintah itu saya akan ditenggelamkan ke dalam perut bumi atau saya akan disiksa .’Maka nabi Yahya mengumpulkan orang – orang di Baitul Muqddis ,sehingga masjid menjadi penuh .Mereka duduk di atas tempat yang tinggi .Kemudian ,Yahya mengatakan ,’Sesungguhnya Allah menyuruhku mengerjakan lima perkara dan menyerukan kepada kalian mengerjakan lima perkara juga ,yaitu sembahlah Allah dan jangan menyekutukannya dengan suatu apa pun…dan memerintahkanmu mengerjakan shalat…dan memerintahkanmu mengerjakan puasa…Saya perintahkan kepada kalian untuk berdzikir kepada Allah karena sesungguhnya perumpamaan hal itu bagaikan seseorang yang dikejar musuh dengan cepat di belakangnya ,sehingga ketika dia telah sampai kepada suatu benteng kokoh ,dia bisa melindungi dirinya dari kejaran mereka.Begitu juga seorang hamba ,dia bias melindunginya dari kejaran mereka.Begitu juga seorang hamba ,dia tidak dapat melindungi dirinya dari kejaran setan kecuali dengan zikir kepada Allah” (Hr.Ahmad no.17833)
َنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ تَعَالَى : ,يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحاً - وَقاَلَ تَعَالَى : , يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ - ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ ياَ رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ .
[رواه مسلم]
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya Allah ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana dia memerintahkan para rasul-Nya dengan firmannya : Wahai Para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal shalihlah. Dan Dia berfirman : Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami rizkikan kepada kalian. Kemudian beliau menyebutkan ada seseorang melakukan perjalan jauh dalam keadaan kumal dan berdebu. Dia memanjatkan kedua tangannya ke langit seraya berkata : Yaa Robbku, Ya Robbku, padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka (jika begitu keadaannya) bagaimana doanya akan dikabulkan. (Riwayat Muslim).
BAGIAN PERTAMA
BAGIAN PERTAMA
KITAB SHALAT
Berikut sejumlah hadits mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan cincin yang dipakai oleh Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa salam yang merupakan riwayat yang shahih dan marfu’ menurut persetujuan Al ‘Allamah Syaikh Muhammad Nashriruddin Al Albani rahimullah menurut penyelidikan yang berbasis pada sejumlah rancangan awal yang terdapat dalam sejumlah kitab hadits dan diuraikan oleh beliau keutamaannya.
Dikabarkan kepada kami dari Abu Bakar Bin Abi Syaibah ,diceritakan kepada Sufyan Bin ‘Uyainah dari Ayub Bin Musa dari Nafi’ dari Bin Umar:
خاتمه مما يلى كفه ليه و سلم كا ن يجعل فض مما بلى كفة عن ابن عمر ان
Dari Bin ‘Umar sesungguhnya Nabi Shallahu ‘alaihi wa Salam menjadikan cap cincinnya pada bagian yang menempel dengan tangannya.
Sanad hadits ini shahih disebabkan baik Abu Bakar Bin Abi Syaibah sebagai pengumpul hadits telah menggunakan jalur aman dari Sufyan Bin ‘Uyainah dalam berbagai riwayat tapi terkadang juga dari jalur Abu Mu’awiyah dan Jarir.(Ats Tsiqah I/No.135)
Mukhtasar Asy Syama’il Al Muhammadiyah halaman 81
Diceritakan dari Muhammad Bin Yahya dari Isma’il Bin Abi Uwais ,diceritakan kepada kami dari Sulaiman Bin Bilal dari Yunus Bin Yazid Al Ayla dari Bin Syuhab dari Anas Bin Malik ,Rasulullah berkata :
عن انس بن ملك ان رسول الله صلى الله عليه و سلم لبس خاتم فيه
حبش ،كنا يجعل فصة في بطن كفة
Dari Anas Bin Malik radhiyallahu’anhu sesungguhnya Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa salam mengenakan cincin dari batu Habsyah.Beliau menjadikan capnya pada bagian dalamnya .
Sanad Hadits dinyatakan shahih sebab Muhammad Bin Yahya oleh Bin Hatim dinilai sebagi perawi dari hadits kelompok tabi’in di Madinah(Ats Tsiqah 5/No.5269)
Diceritakan kepada kami dari Abu Bakar Bin Abi Syaibah ,diceritakan dari ‘Abdullah Bin Numaira dari Ibrahim Bin Fadhal dari ‘Abdullah Bin Muhammad Bin ‘Aqil dari ‘Abdullah Bin Ja’far ,
عن عبد الله بن جعفر ان النبي صلي الله عليه و سلم كان يتجتم في يمينه
Dari ‘Abdullah Bin Ja’far sesungguhnya Nabi Shallahu ‘alaihi wa salam memakai cincin pada jari kanannya.
Shahih : Al Irwa’ul Ghalil (302-303) ,Mukhtasar Asy Syama’il Al Muhammadiyah (78).
حدثنا قتيبة وغير واحد عن عبد الله بن وهب عن يونس عن ابن شهاب عن أنس قال
- (كان خاتم النبي صلى الله عليه وسلم من ورق وكان فصه حبشيا
Diceritakan dari Qutaibah dan seseorang lainnya dari ‘Abdullah Bin Wahab dari Yunus dari Bin Syuhab dari Anas ,beliau berkata :
Cincin Nabi Shallahu ‘alaihi wa salam terbuat dari perunggu dan capnya dari Habsyah.(Hr.Tirmidz No. 1793)
Hadits ini pada awalnya dinilai mubham tanpa diterangkannya seseorang yang mendapatkan riwayat dari ‘Abdullah Bin Wahab .Tapi uraian yang disampaikan oleh Imam Ahmad dalam Musnad 6 2/308 bahwa yang dimaksud adalah Bin Luhai’ah.
لأن قتيبة بن سعيد لم يكتب حديث ابن لهيعة إلا من كتب عبد الله بن وهب ثم يسمعه من ابن لهيعة . وابن وهب إنما سمع من ابن لهيعة قبل احتراق كتبه
Sebab Qutaibah Bin Sa’id tidak pernah menulis hadits Bin Luhai’ah selain dari apa yang ditulis oleh Abdullah Bin Wahhab lalu didengarlah hadits tersebut dari Bin Luhai’ah dan Bin Wahab tidak perah mendengar dari Bin Luhai’ah sebelum menyelesaikan kompilasi haditsnya.
Selain itu Muslim ikut meriwayatkannya secara shahih dalam Kitabul Libas wal Adab No.2094 dengan menggunakan sanad dari Yahya Ibn Ayyub melalui Abdullah bin Wahab hingga ke Anas sebagaimana hadits yang dipakai oleh Qutaibah.
Diceritakan kepada kami dari Muhammd Bin ‘Ubaidah ,diceritakan dari ‘Abdul ‘Aziz Bin Abi Hazm dari Musa Bin ‘Uqbah dari Nafi’ dari Bin ‘Umar
- أن النبي صلى الله عليه وسلم صنع خاتما من ذهب فتختم به في يمينه ثم جلس على المنبر فقال: إني كنت اتخذت هذا الخاتم في يميني ثم نبذه ونبذ الناس خواتيمهم
.
Sesungguhnya Nabi Shallahu ‘alaihi wa Salam membuat cincin dari emas lalu beliau memakainya pada tangan kanannya dan duduk di atas mimbar lalu beliau berkata :aku mengenakan cincin ini pada tangan kananku lalu beliau membuangnya dan manusia pun ikut membuangnya.(Hr.Tirmidz No.1795)
وفي الباب عن علي وجابر وعبد الله بن جعفر وابن عباس وعائشة وأنس وحديث ابن عمر حديثٌ حسنٌ صحيحٌ
Dan dalam bab dari ‘Ali dan Jabir dan ‘Abdullah Bin Ja’far dan Bin ‘Abbas dan ‘Aisyah dan Anas dan hadits Bin ‘Umar Hasan Shahih.
Diceritakan kepada kami dari Ahmad Bin Mani’ diceritakan dari Yazid Bin Harun dari Hamad Bin Salmah dia berkata :
(رأيت ابن أبي رافع يتختم في يمينه فسألته عن ذلك فقال: رأيت عبد الله بن جعفر يتختم في يمينه وقال: كان النبي صلى الله عليه وسلم يتختم في يمينه)
Aku melihat Abi Rafi’ memakai cincin pada tangan kanannya dan aku pun bertanya ,maka dia menjawab :’Aku melihat ‘Abdullah Bin Ja’far memakai cincin pada tangan kanannya dan berkata :Nabi Shallahu ‘alaihi wa Salam memakai cincin pada tangan kanannya.”(Hr.Tirmidz No.1798)
Diceritakan kepada kami dari Al Hasan Bin ‘Ali Al Khalal diceritakan kepada kami dari ‘Abdur Razzaq diceritakan kepada kami dari Mu’ammar dari Tsabit dari Anas bin Malik
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم صنع خاتما من ورق فنقش فيه محمدٌ رسول الله ثم قال: لا تنقشوا عليه
Sesungguhnya Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Salam membuat cincin dari perunggu dan tertulis padanya Muhammad Rasulullah lalu dikatakan :’tidak tertulis padanya’
Hadits Hasan Shahih dan yang dimaksud “لا تنقشوا عليه” bahwa tidak seorang pun yang pada cincinya tertera Muhammad Rasulullah.(Hr.Tirmidz .1800)
حدثنا يحيى بن يحيى وخلف بن هشام وأبو الربيع العتكي. كلهم عن حماد. قال يحيى: أخبرنا حماد بن زيد عن عبدالعزيز بن صهيب، عن أنس بن مالك؛
أن النبي صلى الله عليه وسلم اتخذ خاتما من فضة. ونقش فيه - محمد رسول الله - وقال للناس (إني اتخذت خاتما من فضة. ونقشت فيه محمد رسول الله - فلا ينقش أحد على نقشه
Diceritakan kepada kami dari Yahya bin Yahya dan Khalif bin Hisyam dan Abu Rabi’ Al ‘Athaki dari Hamad.Berkata Yahya :dikabarkan kepadaku Hamad bin Ziyad dari ‘Abdul Aziz bin Shuhaib dari Anas bin Malik :”’Sesngguhnya Nabi Shallahu ‘alaihi wa salam menggunakan cincin dari perak dan tertulis Muhammad Rasulullah dan dikatakan kepada Anas :’Aku memakai cincin dari perak yang tertulis Muhammad Rasulullah dan tidak ada seorang pun yang tertulis demikian padaa cincinya.”
Hr. Muslim dalam Kitab Al Libas wa Adab No.2092
Diceritakan kepada kami dari Muhammad Al Matsani dari Bin Basyar .Berkata Bin Al Matsani : diceritakan kepada kami dari Muhammad Bin Ja’far ,diceritakan dari Syu’bah .Dia berkata :Qatadah memperoleh hadits dari Anas bin Malik dia berkata :
لما أراد رسول الله صلى الله عليه وسلم أن يكتب إلى الروم، قال قالوا: إنهم لا يقرؤن كتابا إلا مختوما. قال: فاتخذ رسول الله صلى الله عليه وسلم خاتما من فضة. كأني أنظر إلى بياضه في يد رسول الله صلى الله عليه وسلم. نقشه - محمد رسول الله
Ketika Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Salam hendak menuliskan surat kepada kaum Romawi ,dikatakan kepada beliau :’Mereka tidak mau menerima surat yang tidak bersegel’ Maka Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Salam memakaikan cincin yang terbuat dari perak.Maka aku melihat warnanya keputih – putihan di tangan Rasulullah dan tertulis padanya :Muhammad Rasulullah.
Hr.Muslim dala kitab Al Libas wa Al Adab No.2092
حدثنا عبدان: أخبرنا يزيد بن زريع: أخبرنا حُمَيد قال:
سئل أنس: هل اتخذ النبي صلى الله عليه وسلم خاتماً؟ قال: أخر ليلة صلاة العشاء إلى شطر الليل، ثم أقبل علينا بوجهه، فكأني أنظر إلى وبيص خاتمه
Diceritakan kepada kami dari ‘Abdan ;diceritakan dari Yazid bin Zari’ ,dikabarkan dari Humaid dia berkata :’Aku bertanya kepada Anas Apakah Nabi Shallahu ‘alaihi wa Salam menggunakan khatim? Beliau berkata : ketika shalat Isya diakhirkan hingga pertengahan malamnya ,lalu berliau menghadapkan wajahnya kepada kami .Lalu aku melihat cincinnya berwarna putih .”
Hr.Bukhari dalam kitab Al Libas No.5531
حدثنا إسحق: أخبرنا معتمر قال: سمعت حُمَيداً يحدث، عن أنس رضي الله عنه:
أن النبي صلى الله عليه وسلم كان خاتمه من فضة، وكان فصه منه. وقال يحيى بن أيوب: حدثني حُمَيد: سمع أنساً، عن النبي صلى الله عليه وسلم.
Diceritakan dari Ishaq :dikabarkan kepadaku dari Mu’tamar dia berkata :’Aku mendengar Humaid berkata ,dari Anas radhiyallahu’anhu.Sesungguhnya Nabi Shallahu ‘alaihi wa Salam mengenakan cincinnya yang terbuat dari perak dan terdapat cap .Berkata Yahya bin Ayub : Humaid berkata :Aku mendengarnya Anas dari Nabi Shallahu ‘alaihi wa Salam.
Hr.Bukhari dalam kitab Al Libas No.5532
حدثني محمد بن سلام: أخبرنا عبد الله بن نمير، عن عبيد الله، عن نافع، عن ابن عمر رضي الله عنهما قال:
اتخذ رسول الله صلى الله عليه وسلم خاتماً من ورق، وكان في يده، ثم كان بعد في يد أبي بكر، ثم كان بعد في يد عمر، ثم كان في يد عثمان، حتى وقع بعد في بئر أريس، نقشه: محمد رسول الله.
Diceritakan dari Muhammad bin Salam ;dikabarkan dari ‘Abdullah bin Numaira dari ‘Ubaidillah dari Nafi’ dari Ibn ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma dia berkata :Rasulullah memakai cincin dari perunggu ,lalu setelahnya di tangan oleh Abu Bakar ,lalu setelahnya ditangan Utsman ,hingga akhirnya dibuat ukiran dnegan tulisan Muhammad Rasulullah.
Hr.Bukhari dalam kiatb Al Libas No.5535
Bab 1 :
Diceritakan kepada kami dari ‘Abdullah bin Yusuf berkata : dikabarkan dari Malik dari
‘Abdurrahman bin ‘Abdurrahman bin Abi Al Anshari ,lalu Al Muzani dari Ayahnya sesungguhnya dikabarkan kepadanya : sesungguhnya Abu Sa’id Al Khudry berkata kepadanya :’sesungguhnya aku melihatmu menyukai domba dan padang rumput maka apabila apabila kamu sedang mengurus kambing atau di tengah padang rumput maka adzanlah untuk shalat dengan keraskanlah seruanmu sekuat – kuatnya ,sebab tiada yang mendengar suara seorang mu’adzin jin atau pun manusia dan tidak sesuatu pun selain bersaksi padanya pada hari kiamat .”
Sa’id Al Khudry mengatakan bahwa beliau mendengarnya dari Rasul Shalallahu ‘alaihi wa salam .
Shahih Al Bukhari Kitab Adzan ,(5)Bab Rafi’ Ash Shawatu bi An Nida’ No.584.Hadits ini terdapat dalam shahih Bukhari dan sanadnya baik (marfu’) .
Sebagaimana telah disaksikan dalam hadits ini dapat dipahami bahwa terdapat petunjuk bagi mereka yang tidak dapat shalat berjamaah disebabkan faktor letak maupun tempat untuk tetap menyelenggarakan adzan walaupun sendirian .Tetapi perlu untuk dipahami bahwa hal ini hanya berlaku khusus kepada orang – orang yang sukar untuk mencapai tempat pelaksanaan shalat sedangkan dia tengah dalam perkerjaan untuk mendirikan shalat yang didahului oleh adzan sekeras – kerasnya .Sebab hal ini merupakan salah satu keutamaan tersenidir di mana hal tersebut termasuk dalam pemuliaan terhadap agama Allah .
Selanjutnya kita juga menemukan bahwa makna dan keutamaan dalam hadits ini juga dapat diketahui dari hadits yang diriwayatkan oleh Ibn Hibban (206) .Bahwa disebutkan Nabi Shallahu ‘alaihi wa salam bersabda :
يعْجُبُ رَبُّكُمْ مِنْ رَاعِىْ غَنَمٍ فِى رَأْسِ شَظِيَّةٍ بِجَبَلٍ ، يُؤَذَِنُ بِالصَّلاَةِ ، وَيُصَلِّىْ
فَيَقُالُ اﷲُعَزَّ وَجَلَّ : ,, أَنْظُرُوْاعِلىٰ عَبْدِ ىْ يُؤَذْنُ وَيُقِيْمُ الصَّلاَةَ يَخَفُ مِنِّى
فَقَدْ غَفَرْتُ لِعَبْدِيْ وَاَدْخَلْتُهُ الْجَنَّةَ
Tuhan kalian mengagumi seorang penggembala kambing yang ada di atas bukit. (Karena) ia mengumandangkan panggilan untuk shalat. Kemudian Allah berfirman: Lihatlah hamba-Ku ini. Ia adzan dan iqamat serta mendirikan shalat. Ia takut kepadaku. Karena itu Aku mengampuninya dan memasukkannya ke dalam surga.
2.Diceritakan kepada kami dari ‘Utsman Ibn Abi Syaibah ,diceritakan dari Hamad bin Khalid ,diceritakan dari Muhammad bin ‘Amru dari Muhammad bin ‘Abdullah dari ibu ‘Abdullah bin Ziyad dia berkata Nabi shallahu ‘alaihi wa salam menginginkan seseorang yang tidak mempunyai profesi untuk adzan .Disebutkan juga :’lalu aku melihat ‘Abdullah bin Ziyad adzan pada malam hari ,maka datanglah nabi shallahu ‘alaihi wa salam maka aku memberitahukan hal tersebut kepada beliau .’ maka beliau bersabda :’Ajarkanlah Bilal’ maka diajarkanlah Bilal (lafadh adzan) ,lalu Bilal pun beradzan .’Berkata ‘Abdullah : aku melihatnya sehingga membuatku menginginkan hal itu .’Beliau lalu bersabda :’bangunlah’ .
Sunan Abu Dawud Bab Shalah No.512
‘Abdullah bin Ziyad : saudara Majzuri bin Ziyad (Al Ishabah 8 No.4661)
Hamad bin Khalid : beliau diriwayatkan haditsnya oleh Ahmad bin Hambal dan muhaddits Iraq (Lisanul Mizan No.1303) .
Hadits Shahih melalui sanad Muhammad Ibn Ziyad .
3. Diceritakan kepada kami dari Ahmad ,beliau berkata : diceritakan kepada kami dari Zuhair dia berkata : diceritakan kepada kami dari Sulaiman At Taimi dari Abi Utsman Al Nahdi dari Abdullah bin Mas’ud dari Nabi Shallahu ‘alaihi wa Salam beliau berkata :”Janganla seseorang di antaramu sahur terhalang akibat adzan Bilal ,sebab Bilal memanggil orang yang beramal untuk beristirahat dan yang tidur untuk terjaga mempersiapkan diri shalat .
Hr.Bukhari (596) ,Ahmad (29). Disebutkan Abdurrahman bin Ishaq bahwa Yahya dalam hadits Ahmad tidak diketahui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar