Halaman

Rabu, 01 Desember 2010

Allah Bukan Dewa Bulan atau Air !!!

Sebagaimana diketahui secara jelas bahwa kalanganmisonaris barat yang penuh dijiawai oleh fundamentalisme menuduhkan bahwa Allah yang diagungkan oleh komunitas agama Islam sebagai salah satu entitas pagan yang dipuja oleh kalangan Makkah dan oleh Islam diambil dengan merubah beberapa aspek yang mungkin dapat mengotori Islam .Untuk memahami persoalan ini perlu dikaji beberapa klaim disandarkan oleh beberapa kelompok berikut .

(1) Bahwa di dalam Ka’bah terdapat 360 entitas pagan dan yang terbesar disebut dengan nama Hubal .Menurut dugaan mereka bahwa Hubal ini merupakan Baal yang agung dan oleh kaum muslimin disebut sebagai Allah .
(2) Secara umum Allah yang dipuja di daerah Hadhramaut disebut sebagai Hilal ben Sahur dan sangau dagungkan diwilayah tersebut dengan berbagai entitas pagannya yang menakjubkan dan oleh kaum muslimin akhirnya disebut sebagai Allah .
(3) Kelompok yang mengatakan bahwa dalam kategori teologis nama Allah merupakan hasil persaingan dengan dewa Ar Rahman dan Rahim .

Beberapa kelompok misionaris termasuk kaum fundamentalis menuduh bahwa Allah bukanlah nama Rabb yang mereka agungkan di dalam Bible dan sepenuhnya berwujud paganisme .Bahkan dalam beberapa kasus seperti dalam buku “SIAPAKAH ALLAH” dengan penuh keberanian mereka menunjukkan sekalipun tidak mempunyai kekuatan akademis bahwa Allah yang diagungkan oleh kaum muslimin begitu berbeda dengan Allah yang dipuja di kalangna kaum Kristen .Perbedaannya menurut mereka terletak pada masalah bahwa Allah mereka adalah Yahweh dan mempunyai beragam perbedaaan tajam yang tidak dapat disangkal .Bahkan dalam beberapa hal mereka telah berani menjatuhkan beberapa tinajauan bahwa kalangan misonaris semata mengajukan berbagai pendapat ini semata untuk menunjukkan keunggulan komunitas agama mereka di barat yang bercorak sekuler terhadap kaum muslimin dan komunitas agama semit lainnya yang semata bercorak kerohanian dan dalam kesempatan ini kita akan menunjukkan bahwa hampir keseluruhan pendapat mereka tidak memperoleh aspek objektifitas dalam berbagai hal dan bahkan dapat ditujukan sebagai sebuah bentuk kebohongan publik yang tidak dapat untuk diselaraskan .

PENDAPAT ROBERT MOOREY

Sebagaimana diketahio bahwa salah satu tokoh di kalangan Kekristenan Barat yang paling tangguh dalam mengajukan klaim ini antara lain adalah Robert Moorey .Dalam bukunya yang snagatmengguncang komunitas kaum muslimin berjudul “Islamic Invasion” dengan tegas dikemukakan beberapa pendapat yang semata ditujukan untuk memperlihatkan betapa kacanya agama Islam dan semata hanya sebuah buku yang tidak memperoleh landasan yang mempunyai akademisi dan lebih bersifat untuk membuat kekacauan .Dalam sebuah kesempatan di dalam bukunya tersebut dia mengatakan antara lain :

1) (salah satu ) dewa bulan yang dipanggil dengan sebutan Allah (dia mengutip perkataan dari
Guillime bahwa) .
2) Allah (dewa bulan) kawin dengan dewa matahari .Mereka mempunyai anak yang disebut
putera puteri Allah .

Perlu diketahui bahwa tuduhannya ini saya pilih dari puluhan dari perkataannya dan mungkin sangat tidak mungkin untuk ditanggapi dalam beberapa risalah .Tetapi yang terpenting dalam hal ini bahwa worlwide Robert Moorey lah yang semata – mata telah salah total .Dia beranggapan bahwa segala sesuatu yang datang kemudian harus merujuk kepada semua yang terdapat sebelumnya .Dengan pandangan demikian dia akan beranggapan bahwa Allah yang dipuja kaum muslimin tiada lan telah merujuk kepad entitas Jahiliyah .Tetapi Moorey tidak akan mau sedikit pun untuk memahami kedudukan dari Allah di kalangan kaum pagan Makkah .Bagi Moorey posisi Allah tiada lain hanyalah sebagai salah satu di antara berbagai entitas dari dewa – dewa pagan itu dan mempunyai posisi yang paling tinggi di antara semua .

Sebagaimana dipahami bahwa Allah yang dipuja di kalangan kaum muslimin merupakan salah satu entitas yang diagungkan dalam keluarga Ibrahim bahkan sebelum terbentuknya tradisi Yahwist (Yudea) .Dalam kajian ini bahwa pemahaman kaum penganut Ibrahimiyah bahwa Allah yang dipuja oleh mereka merupakan Allah tunggal patristik yang telah menuntun Yakub keluar dari belantara dan menuju tanah Palestina .Sebagaimana diketahui bahwa Allah ini dianggap sebagai satu – satunya pencipta dan penguasa dunia tetapi Dia sulit untuk dipahami dan dijangkau .Sehingga tidak mengherankan bahwa Amru Bin Luhai’ah yang merupakan salah seorang pemimpin kaum Quraisy setelah kepergiannya ke kota Byzantium (Konstantinopel) mengambil beberapa patung yang mewakili berbagai entitas pagan ke tanah Makkah .Hal inilah yang menyebabkan ritus pengagngan terhadap Allah sebagai sebuah upacara patristik telah mengalami penyelwengan dari akar ke;uarga Ibrahim yang sebenarnya .Tetapi menurut kaum pagan Makkah bahwa sekalipun mereka mempunyai berbagam entitas tetapi Allah merupakan Yang Tertinggi dan tidak terjangkau dan berbeda sepenuhnya dengan berbagai entitas tersebut.Menurut kalangan mereka bahwa Allah adalah satu – satunya Rabb dan tidak ada selainnya yang terlibat dalam memberikan kemakmuran dan kekayaan bagi kaum Makkah .Akan tetapi menurt mereka disebabkan Allah itu terlalu tidak dapat dikagkau maka berbagai entitas pagan tersebut dijadikan sebagai wasilah dan dzatu anwath yang diharapkan dapat menyampaikan keingingan dan doa mereka kepada Allah ta’ala .Hal ini sepenuhnya merupakan sesuatu yang sangat menyimpang dari agama Allah .

Berikutnya bahwa tuduhan Moorey yang menyebutkan sebuah pendapat Guillime sedikit pun tidak dapat dibenarkan dan bahkan merupakan penyelewengan yang sangat luar biasa .Bahkan dalam bukunya Prof.Guillime tiada lain hanya menyebutkan ,”Di Arab Allah telah dikenal dari sumber umat Kristen dan Yudaisme sebagai Rabb Yang Ahad .Sehingga tidak dapat dihindari bahwa telah diketahui oleh kalangan bangsa pagan Arab.”Sehingga jelas dalam hal ini sbeegaimana klaim yang telah kami sbeutkan sebelumnya bahwa klaim Allah sebagai dewa bulan sama sekali bukan sebuah kekujuran .Hal ini terlihat sejak awa di mana kedudukan terdapat kontraksi dan juga perbedaan yang begitu tegas di kalangan Jahiliyah antara Allah yang dimuliakan sebagai yang tertinggi dan tidak dapat dijangkau yang tidak mungkin dilambangkan oleh entitas apa pun .

Selanjutnya robert Moorey menyinggung dengan tajam mengenai mitiologi perkawinan antara dewi Matahri dengan dewa bulan .Akan kami tegaskan dalam hal ini bahwa denga tegas bahwa tidak ada di kalangan bangsa Arab pemujaan dengan karakter yang dituduhkan .Bahkan seandainya pun seorang ahli mitiologi bahwa semua pemimpin falak bulan bersifat feminis .Hal ini disebakan menurut kalangan bangsa pagan bahwa bulan memperlihatkan kegairahan seksualitas dari wanita sehingga tidak akan mungkin untuk merujuknya kepada aspek maskulin .Selanjutnya mengenai anak – anak Allah perlu dipertegas dalam hal ini bahwa kaum pagan tidak sepenuhnya mengakui bahwa Allah secara khusus mempunyai Anak sebagaimana dugaan (spekulasi) kalangan Mithraisme dan Hellenisme .Menurut kalangan pagan Arab yang disebut sebagai Anak – anak dari Allah Ta’ala hanyalah berupa dzatu anwath dalam artian mereka sepenuhnya merupakan karakteristik daripada kehidupan .Hal ini sebagaimana yang diuraikan oleh Karen Amastrong dalam sebuah kesempatan :

orang-orang Arab Hijaz, yaitu Al-Lat (yang secara sederhana
berarti "Dewi") dan Al-Uzza (Yang Perkasa), masing-masing memiliki
kuil suci di Thaif dan Nakhlah, sebelah tenggara Makkah, dan Manat
(Sang Penentu), yang kuil sucinya bertempat di Qudaid, di pesisir
Laut Merah. Sesembahan ini tidak sepenuhnya dipersonalisasikan
seperti Juno atau Pallas Athene. Mereka sering disebut banat Allah,
yang arti harfiahnya Anak Perempuan Allah, tetapi tidak merupakan
sesembahan yang telah berkembang sepenuhnya. Orang Arab menggunakan
istilah kekeluargaan seperti itu untuk menyatakan suatu
hubungan yang abstrak: dengan demikian, banat al-dahr (harfiahnya
"putri-putri nasib") sekadar bermakna ketidakberuntungan atau pasang
surut kehidupan. Istilah banat Allah mungkin sekadar merujuk kepada
"wujud-wujud suci". Sesembahan ini tidak diwakili oleh patung yang
realistik di dalam kuil-kuil, tetapi oleh batu-batu besar yang berdiri
tegak, seperti yang terdapat di kalangan orang Kanaan kuno. Batu
itu tidak disembah oleh orang-orang Arab secara langsung, tetapi
hanya menjadi sebuah fokus keilahian. Seperti Makkah dengan
Ka'bahnya, kuil-kuil di Thaif, Nakhlah, dan Qudaid telah menjadi
lambang spiritual yang penting di dalam hati orang-orang Arab. Nenek
moyang mereka telah beribadah di sana sejak zaman antah-berantah,
dan ini mereka memberi rasa ketersambungan yang melegakan.

Beberapa kalangan ulama menunjukkan bahwa permulaan dari kultus ini sepenuhnya diwakili oleh mitiologi mengenai seorang pemberi minuman bagi jamaah haji di masa jahiliyah yang kemudian dijadikan sebagai wasilah (perantara) disebabkan oleh keshalihannya .Secara umum mitiologi ini mirip atau pun identik dengan berbagai kisah mengenai kaum – kaum yang disebabkan oleh pengagungan terhadap orang shalih secara ghuluw telah mengakibatkan berbagai bentuk penyelewengan dari agama yang sebenarnya .Demikian pula kaum pagan dari kelompok Quraisy disebabkan oleh Maru’ah terhadap pribadi kebangsaan dan qabilah telah menyebabkan primordialisme dan chauvinis yang luar biasa besar dan menggeser kewarasan mereka bahkan dengan menjadikan mereka sebagai tempat mereka untuk memohon dan liturgi sekalipun mereka merupakan salah satu pewaris dari ritus Abraham yang memang merupakan doktrin teologi mengenai Allah yang jauh dan terdapat di langit dan sulit untuk dijangkau . Secara umum doktrin yang diletakkan di kalangan pagan Makkah setelah itu ketika terjadinya pergeseran pemikiran dan pemahaman masyarakat setelah diboyongnya berbagai ritus pagan telah mengakibatkan penyelewengan yang cukup mengerikan .Sekalipun demikian mereka tetap beranggapan dan terdapat beberapa komunitas yang bersifat estetik yang tetap berpegang pada tradisi Abraham dan tidak ikut dalam ritus pemujaan .

Dalam masalah ini kita dapat menguraikan bahwa tuduhan Morey sebenarnya bukan hanya tidak beralasan semata dan bahkan bukunya sebagaimana yang diterangkan semata merupakan sebuah manifestasi untuk menentang pemikiran kaum muslimin dengan worlwidenya yang sejak awal memang dapat disebut begitu terbelakang dan bahkan dalam beberapa aspek mempunyai kelemahan secara fundamental di mana Moorey sedikit pun tidak memahami permasalahan apa pun yang diperbincangkanny atau pun pendapatnya yang diajukan murni dihasilkan dari sebuah asumsi yang semula telah diwakili oleh keinginannya yang begitu tidak dapat diterima .Bahkan dalam beberapa hal perkataannya yang semata menyudutkan tersbeut tidak sedikit pun memperoleh latar belakang Biblos yang kuat .Secara umum prinsipnya yang umumnya dipgang oleh kalangan Evangelis dan Fundamentalis murnid didasarkan oleh prinsip Fidisme dan sulit untuk berdialog dan bertukar pendapat dengan pihak lainnya yang berbeda dengan pemahaman mereka .Bahkan dalam pemikiran mereka semata bagaimana cara untuk menjatuhkan pendapat komunitas mereka sendiri .Menyangkut pendapatnya bahwa kalangan pagan Arab telah menjadikan Allah sebagai ritus dari tiga ratus entitas yang dipajang di Ka’bah semata didasarkan oleh ketololoan atau jika disebut ketidakpeduliaanya terhadap aspek historis mengenai penyebab dari penyelwengan ini sendiri .Atau mungkin dalam pemikiran dan gagasan Moorey bahwa segala yang datang belakangan harus mengikuti sebelumnya dan dengan demikian telah menjadi sebuah pemikiran yang benar – benar menyimpang .Sebagaimana diketahui seandainya pun prinsip yang diajukan oleh Moorey dapat diakui maka akan tetap terdapat berbagai ermasalahan teoogis yang tidak dapat diuraikan dalam hal ini bahwa kalangan bangsa Arab pada mulanya adalah pengikut ritus Abraham .Secara umum kalangan orientalis terkadang menyangkal hal ini dan memberikan bukti dari penyelewengan yang terdpat dalam konteks Yudaisme .Sekali pun demikian saya telah memberikan bukti yang semoga cukup dalam kumpulan desertase yang dirangkum dalam sebuah buku mengenai permsalahan ini bahwa apa yang mereka sebut sebagai gagasan teologi Biblikal telah dikembangkan bahkan setelah periode Hellenis .Hal ini berarti pemahaman bahwa Yahweh atau pun Elohim yang terdapat dalam Alkitab telah mengalami degradasi secara teologis sedikit pun tidak membuktikan atau pun dijadikan sebagi pembenaran dan bahkan sebagai alasan untuk menentang gagasan Abrahimik yang sesungguhnya .Dalam beberapakajian bahwa tuduhan – tuduhan sepeti yang diajukan oleh Noldeke dan Goldhizer dan masih banyak lainnya yang tidak mungkin untuk diajukan dalam kesempatan ini dapat disebut telah dilandasi oleh prinsip kotraindikasi dan semata berusaha tidak dalam upaya pencarian dari kebenaran dan bahkan terkadang diwarnai oleh rasa anti semitisme yang cukup kuat .Hal ini juga menjadi kajian dari Robert Moorey dalam bukunya tersebut sekalipun secara umum baik disadari atau pun tidak kelemahan dari kajian tersebut hampir meliputi beragam aspek dan dapat saja akan membuatnya menjadi bahan tertawaan dari para cendikiawan .

TUDUHAN HILAL BEN SAHAR

Berikutnya mengenai tuduhan yang cukup mengerikan dari kalangan Evangelis bahwa Allah kaum yang diagungkan oleh kaum muslimin sebenarnya berasal dari Yaman (Hadhramaut) dan diberi nama Hilal Ben Sahar .Tuduhan ini akan sangat lemah dan sangat mudah untuk menunjukkan bahwa dalam beberapa inskripsi bahwa nama ini merupakan sebutan kepada para raja dari kalangan Qabatian .Hal ini sebagaimana yang ditunjukkan oleh beberapa inskripsi berikut :

ShaHar HiLaL Yuhannim (195-180 BCE)
ShaHar HiLal II (102-105 BCE)
ShaHar HiLaL III (90-70 BCE )
ShaHar HiLaL IV (120-135 BCE)

Secara umum semua inskripsi ini tidak merujuk kepada nama entitas tertentu dan hanya merupakan sebuah nama gelar disebabkan secara sederhana kata Hilal ben Sahar merupakan sebutan atau pun nama raja yang menunjukkan bahwa dia merupakan sosok yang begitu mulia .Sehingga secara umum bahwa Hilal (bulan) ben (Anak) Sahar (yang cemerlang) dalam arti bahwa dirinya merupakan seorang yang diagungkan sebagai Bulan yang tercerahkan .Bahkan terdapat contoh bahwa monogram di beberapa bangsa lainnya misalnya inskripsi MDN B’YN /YD’B yang terdapat di perkotaan Roma merupakan sebuah sebutan untuk para penguasa mereka dan bukan sebutan untuk dewa tertentu .

YAHWEH DAN PAGANISME

Secara umum nama Yahweh atau dalam inskripsi YHWH berasal dari sebuah tradisi yang dikenal sebagai Yahweis dari daerah Yudaea yang Anthrophormosis .Dalam kajian apa pun Yahweh diduga sejak awal mempunyai karakter dewa perang yang akhirnya sejak permulaan peperangan dengan kaum Amelak telah memberikan kepada mereka “K’tubim Belium” yang merupakan indikasi bahwa Yahweh merupakan entitas asing .Bahkan literatur Sakerdotal memperlihatkan bahwa kalanagan patristik tidak mengenal sedikit pun sebutan ini .Secara umum bahwa Yahweh bahkan merupakan Allah yang dipuja oleh berbagai kalangan di sekitar wailayah Kana’an .Hal ini misalnya ditandai oleh sebuah inskrip yang terletak di Ajrudin .Berikut inskripsi yang disebutkan oleh para pakar :




IKONOKLASME

Sebagaimana yang diketahui bahwa kalangan Kekristenan sejak periode paska Nikea telah mempergunakan patung sebagai ikon ibadah dan hal ini memperoleh legitimasi dan pengesahan dari berbagai dewan gereja baik setelah pertemuan dalam konsili Efesus dan Karthago .Akan tetapi perlu diketahui bahwa ajaran penggunaan patung ini bukan tidak memperoleh tantangan dari iternel kekeristenan itu sendiri .Perlu diketahui bahwa tokoh yang paling keras menetang penggunaan patung dalam prosesi keagamaan adalah Leo III yang merupakan salah seorang figur Unatiarianis .Beliau bahkan mengeluarkan ecylique bahwa penggunaan ikonisme dalam peribadatan merupakan tindakan yang menyelisihi dan menentanga pengajaran Alkitab dan beliau memerintahkan penghancuran berbagai objek patung .Salah seorang raja yang juga menganut pendapat ini Konstantianus Copronymus bahkan menghukum dan melawan setiap pihak yang mencoba memperunakan lambang apa pun dalam peribadatan .Akan tetapi keputusan dari kedua tokoh besar ini akhirnya dilawan oleh Paus Innocentius yang terkenal dengan pengajaran pagannya dan bahkan Paus – paus pengganti beliau menginkuisisi tokoh – tokoh pengajar paham ini .

BANTAHAN PIHAK GEREJAWAN BAHWA
ALLAH ADALAH DEWA BULAN

Sekalipun kaum Kristen fundamentalis berpendapat bahwa Allah yang diagungkan oleh kaum muslimin merupakan bagian dari entitas pagan terdapat berbegai tokoh dari pihak gereja yang dengan tegas menentang pendapat ini .Mereka antara lain :

Pdt.Brown

Beliau menyebutkan dalam risalahnya dengan penuh ketegasan bahwa ,” Those who claim that Allah is a pagan deity, most notably the moon god, often base their claims on the fact that a symbol of the crescent moon adorns the tops of many mosques and is widely used as a symbol of Islam. It is in fact true that before the coming of Islam many "gods" and idols were worshipped in the Middle East, but the name of the moon god was Sîn, not Allah, and he was not particularly popular in Arabia, the birthplace of Islam. The most prominent idol in Mecca was a god called Hubal, and there is no proof that he was a moon god. It is sometimes claimed that there is a temple to the moon god at Hazor in Palestine. This is based on a representation there of a supplicant wearing a crescent-like pendant. It is not clear, however, that the pendant symbolizes a moon god, and in any case this is not an Arab religious site but an ancient Canaanite site, which was destroyed by Joshua in about 1250 BC. There is also an ancient temple in the ruins of the kingdom of Sheba (Saba), in Yemen, and it includes inscriptions to the kingdom's patron god Almaqah. It has been claimed that Almaqah was a moon god, but there is no solid evidence for this, and scholars now think Almaqah was a sun god. If the ancient Arabs worshipped hundreds of idols, then no doubt the moon god Sîn was included, for even the Hebrews were prone to worship the sun and the moon and the stars, but there is no clear evidence that moon-worship was prominent among the Arabs in any way or that the crescent was used as the symbol of a moon god, and Allah was certainly not the moon god's name.”

Frans Donald

Orang islam (orang-orang yang taat dan pasrah) dan orang Kristen (pengikut Yesus) memiliki satu Allah. Benarkah demikian? Kesaksian Alkitab Kristen mengatakan demikian: “Bukankah satu Allah menciptakan kita? Lalu mengapa kita berkhianat satu sama lain dan dengan demikian menajiskan perjanjian nenek moyang kita?” (Maleakhi 2:10). Ayat yang lain dalam Alkitab juga menyebutkan: “Adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga Allah bangsa-bangsa lain?” (Roma 3:29); “Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita” (Kisah Rasul 3:13)

Bambang Noorsen

Beliau merpakan seorang tokoh Kristen Theologi dari pihak Suriah dan sangat gigih dalam menyebarkan Injil yang diwarnai oleh pemikiran Kekristenan Kuna Timur .Dalam sebuah risalahnya beliau mengajukan sebuah prinsip yang begitu tegas .Saudara-saudaraku seiman, telah banyak tenaga kita tercurah untuk menanggapi hujatan sia-sia kaum "Penentang Allah" pada tahun-tahun terakhir ini. Mereka sudah hambur-hamburkan banyak dana untuk mencetak "Alkitab bajakan" dari
terjemahan LAI (karena mereka hanya membuang istilah "Allah", dan memakai
seluruh terjemahan ini)? Tetapi seluruh argumen-argumen mereka dangkal, dengan
pencomotan referensi tanpa membaca penuh konteksnya, pengutipan harfiah
ayat-ayat Alkitab tanpa melihat latar belakang historis, bahkan semua data
archeologis dan filologis keserumpunan bahasa-bahasa semitik yang saya ajukan,
mereka jawab sekenanya dengan membenturkan secara harfiah dengan ayat-ayat Alkitab,
tanpa exegese yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

Mereka tetap ngotot berkata Allah itu "dewa air", "dewa bulan", tanpa
menanggapi argumentasi saya mengenai pemakaian istilah "Allah" di lingkungan
Yahudi dan Kristen dalam makna yang sama sekali berbeda dengan diberikan kaum
jahiliyah Mekkah pada masa pra-Islam. Tentang bukti-bukti inskripsi Kristen
Arab pra-Islam yang memakai istilah
Allah, sudah saya buktikan lengkap dengan foto-foto inskripsi itu, antara lain
sebagai berikut:

1.Inskripsi Zabad tahun 512 M, yang diawali dengan: Bism al-Ilah (Dengan Nama
Allah), lengkap dengan tanda salib yang menujukkan asalnya dari lingkungan
Kristen;
2.Inskripsi Umm al-Jimmal dari pertengahan abad ke-6 M, yang diawali dengan
ungkapan: Allahu ghafran (Allah Yang Mengampuni).
3.Inskripsi lain, seperti Hurran al-Lajja dari tahun 568 M, dan seluruh
inskripsi Arab pra-Islam yang semua berasal dari lingkungan Kristen.

Tentang bukti-bukti yang saya kemukakan ini, mereka berkata bahwa argumentasi
saya tidak berdasarkan ayat-ayat Alkitab. Saya tidak mengerti jalan pikiran
mereka. Di satu pihak mereka menuduh saya seperti itu, tetapi di pihak lain
mereka mendasarkan argumentasi pada kutipan dari buku ini dan buku itu, yang juga bukan Firman Tuhan untuk menolak istilah Allah. Tampaknya, mereka sudah mempunyai pra-paham dari ayat-ayat
Alkitab yang mereka tafsirkan menurut kepentingan mereka, lalu mereka cari-cari
berbagai kutipan untuk meneguhkan pra-paham mereka. Bahkan, dari
traktat-traktat mereka juga mereka cantumkan gambar-gambar patung dari
dewa-dewi pra-Islam yang tidak jelas kaitannya langsung dengan argumentasi yang
mereka ajukan.

Di pihak lain, mereka memaksakan pemakaian nama Yahwe, yang mereka katakan
"sembahan kaum Yahudi dan Kristen", dan mereka lalu memaksakan pencantuman
kembali nama itu dalam Perjanjian Baru. Padahal dalam teks asli Perjanjian
Baru, nama itu diterjemahkan menjadi "Kurios" (Tuhan). Pernah Sdr. Teguh
Hendarto, salah seorang dari kaum "Penentang Allah" itu, mengatakan kepada
saya: "Memang dalam teks Yunani tidak ada nama Yahwe, tetapi belum tentu teks
Yunani itu asli, mungkin kalau teks Ibrani ditemukan, nama Yahwe pasti ada".
Argumentasi ini tentu saja konyol, bagaimana mungkin mereka sudah begitu yakin
mengajukan teori mereka, sementara "masih menunggu bukti teks asli Ibrani"
ditemukan? Hal ini dilakukakan mereka, karena mereka kepepet.

Betapa tidak? Perjanjian Baru Ibrani yang mereka kutip dalam berbagai traktat
mereka itu, jelas-jelas disebutkan bukan teks asli, bahkan jelas-jelas pula
disebutkan bahwa itu hasil terjemahan dari bahasa Yunani. Sedangkan dalam
seluruh teks asli Yunani nama Yahwe diterjemahkan Kurios, kecuali Haleluyah (Pujilah Yah/Yahwe) dalam Kitab Wahyu, karena ini sebuah seruan doa. Mereka menolak istilah Allah karena argumentasi
mereka, bahwa Allah pernah disembah di Ka'bah pada zaman pra-Islam bersama
dewi-dewi Mekkah, lalu saya mengajukan bukti bahwa nama Yahwe pun juga pernah
disembah bersama-sama dewi kesuburan Palestina (inskripsi Qirbeth el-Qom dan inskripsi Kuntilel Ajrud).

Tetapi apakah ini berarti Yahwe "dewa dari agama kafir?" Tetapi jawaban mereka,
sudah dapat diduga. "Itu kan sinkretisme di Israel pada zaman itu?", tulis
mereka. Ini jelas tidak fair. Sebab bukankah Allah dipuja bersama dewi-dewi
Mekkah itu juga hasil sinkretisme? Dan karena itu pula, tidak mewakili pandangan teologis Islam atau Kristen Arab, karena makna seperti itu (Allah sebagai dewa kafir) tidak ada dalam al-Qur'an
dan Injil berbahasa Arab. Satu lagi mereka menolak perbandingan fakta yang saya
kemukakan di atas. Alasan mereka, dalam Islam Allah adalah "nama diri" (the
proper name). Untuk itu mereka mengutip terjemahan-terjemahan al-Qur'an dalam
bahasa Inggris yang menanggap bahwa Allah itu "The proper name", sehingga tidak
bisa diterjemahkan. Padahal, tidak semua umat Islam berpandangan seperti itu.
Faktanya, ada umat Islam yang menanggap Allah itu "nama diri",
karena itu ghayr al-musytaq (tidak punya asal-usul dari kata lain), tetapi ada
pula yang menanggapnya musytaq (berasal dari kata al-Ilah).
Karena kedangkalan dan kemiskinan data yang mereka ajukan, saya menganggap
tidak perlu berdiskusi dengan mereka.

Saya tidak terkejut, ketika membaca bahwa ada "segelintir umat Islam" dari
Wonosobo mengajukan protes kepada LAI soal keberatan mereka istilah Allah
tercantum dalam Alkitab. Pada bulan Juli lalu, ketika saya sempat pulang ke
Indonesia, saya membaca juga keberatan serupa diajukan oleh seorang Muslim,
yang kalau tidak salah dari salah satu pimpinan Paguyuban Pencak Silat. Ya,
tidak perlu ditanggapi. Bagaimana guru Pencak Silat mengerti keserumpunan
bahasa-bahasa Timur Tengah. Tentu saja, mereka sangat awam untuk berbicara mengenai soal-soal filologi sepelik ini. Munculnya "Kelompok Mubaligh Wonosobo" ini, yang malah
mencantumkan judul surat mereka kepada LAI dengan "Peringatan Keras!", membuat
saya bertanya-tanya: "Apa-apaan lagi ini?" Teman-teman Muslim Wonosobo ini, jelas-jelas tidak paham ayat al-Qur'an yang tegas-tegas menyebutkan:

Alladzina ukhrijuu min diyarihim bi ghairi haqqin illa 'an yaquluu Rabuna
llahu,wa lau laa daf'u llahin nnaasa ba'dhuhum ba'dhin lahudimat shawami'u wa
biya'un wa shalawatun wa masaajidu yudhkaru fiihasmu llahi katsiran, wa
liyanshurana llahu min yanshuruhu. Innallaha laqawwiyyun aziiz.
Artinya: Orang-orang yang diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang
benar, kecuali karena mereka berkata: Tuhan kami adalah Allah. Dan seandainya
Allah tidak mencegah keganasan manusia atas manusia lainnya, tentu-lah telah
dirobohkan biara-biara, gereja-gereja, sinagoge-sinagoge dan masjid-masjid yang didalamnya banyak
disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang-orang yang menolong
(agama)-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa dan Maha Perkasa (Q.s.
Al-Hajj/22:40).

Bagaimana mungkin mereka menuntut orang Kristen untuk tidak menggunakan istilah
Allah, sedangkan al-Qur'an sendiri menyaksikan bahwa dalam gereja-gereja,
biara-biara, sinagoge-sinagoge dan masjid-masjid nama Allah sama-sama
di-agungkan? Mereka ini benar-benar tidak memahami sejarah. Cobalah mereka berkunjung ke negara-negara Arab (kecuali Arab Saudi yang tidak boleh ada komunitas non-Islam).
Mereka akan berjumpa bahwa orang-orang Kristen dan Muslim sama-sama menggunakan
istilah Allah, meskpun secara teologis mereka memahaminya secara berbeda.

Saya menulis surat terbuka ini dari Kairo, tempat dimana saya sekarang tinggal,
dan sehari-hari saya berbicara, belajar, berdoa dan mengaji Injil di Gereja
Ortodoks Koptik dalam bahasa yang sama dengan saudara-saudara umat Islam.
Bahkan saudara-sauradaku dalam Tuhan, kalau anda mengunjungi Kairo Kota Lama (Al-Qahirah al-Qadimah), anda akan menyaksikan di pintu Gereja "Al-Mu'alaqqah" (Haging's Church) dipahatkan
kaligrafi Arab yang indah: Allah Mahabah (Allah itu Kasih), dan juga di pintu
yang lain: Ra'isu al-Hikmata Makhaafatu llah (Permulaan Hikmat adalah Takut kepada Allah).

Dari Gereja "al-Mu'alaqqah", anda bisa melewati sebuah Gereja "Abu Sirga", --
yang dahulu pernah tinggal "Keluarga Kudus" (Siti Maryam, Yesus Putra-Nya, dan
Yusuf al-Najjar) sewaktu pengungsian mereka ke Mesir, -- dan akan menemukan
juga sebuah sinagoge Yahudi "Ben Ezra". Di sana anda bisa membaca data-data, bagaimana dahulu Rabbi Moshe Ben Ma'imun menulis buku-buku agama Yahudi dalam bahasa Ibrani dan Arab, antara lain 2 bukunya yang terkenal:

1.Al-Mishnah , yaitu Hukum Fiqh Yahudi , dalam bahasa dan huruf Arab);
2.Dalilat el-Hairin (Panduan Untuk Kaum Yang Kebingungan), dalam bahasa Arab
tetapi beraksara Ibrani.

Dalam kedua buku ini, nama Allah dipakai untuk menerjemahkan El dan Elohim.
Sedangkan ungkapan Allahuma juga sering muncul untuk menerjemahkan kata Elohim
dalam konteks doa. Selanjutnya, kalau anda keluar dari kompleks gereja-gereja
kuno tersebut, anda segera menyaksikan Masjid 'Amr bin al-'Ash. Pada sore hari, anda akan biasa mendengar gema adzan, dan "Taranim Mazamir" (mazmur-mazmur yang dikasidahkan) dan
"Mulahan Injil" (yaitu pembacaan Injil secara tartil, tilawat). Dalam keseharian, disana gema adzan Allahu akbar, Allahu akbar (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar), dan Shadaqallahul adzim (Maha Benar Allah dengan segala Firman-Nya) menutup Pembacaan al-Qur'an, terdengar bersama-sama dengan pujian Trisagion: Quddusullah, Quddusul Qawwi ....(Kuduslah Allah, Kuduslah Yang Maha Kuasa......), dan Al-Majdu lillahi daiman (Kemuliaan Bagi Allah senantiasa), yang biasanya menutup Pembacaan Injil.

Sebelum tahun 1973 (perang Mesir-Israel) bahkan umat Yahudi, Kristen dan Islam
hidup bersama, dan bahasa Arab juga dipakai oleh umat Yahudi disamping bahasa
Ibrani. Jadi, tidak mungkin kita mengkotak-kotakkan agama berdasarkan bahasa:
Yahwe (bahasa Ibrani) sembahan Yahudi dan Kristen, dan Allah (bahasa Arab)
sembahan Muslim. Apakah mereka itu takut imannya kabur, karena kesamaan bahasa?
Umat yang dewasa adalah umat yang tidak takut dikaburkan. Mereka yang takut
dengan kekaburan, itu berarti imannya sendiri masih kabur. Sudah jelas Tilawat
al-Qur'an berbeda dengan Tilawat/Mulahan Injil, Dua Kalimat Syahadat berbeda
dengan Qanun al-Iman (Pengakuan Iman Kristiani), apalagi kata
"Allah" yang di sepanjang sejarah ketiga rumpun agama-agama semitik (Yahudi,
Kristen dan Islam) tidak pernah menjadi masalah, sampai munculnya kaum yang
berpandangan "hitam-putih" terse-but. Untuk itulah, bersama ini saya kirimkan
salah satu artikel saya "MenjawabHujatan Para Penentang Allah", yang saya kutip dari buku saya: Menuju Dialog Teologis Kristen-Islam (Yogyakarta: Yayasan Andi, 2002).

"Wa 'ala kulli hal....", kiranya Surat Terbuka ini dapat membantu anda semua dalam menyikapi secara cerdas segala propaganda dangkal mereka. Wal takun 'alaikum jami'an Ni'matu Rabbina Yasu' al-Masih wa Mahabatu llahi wa syarikatur Ruhil Quddus, Amien. (May the grace of our Lord Jesus Christ and the love of God and the fellowship of the Holy Spirit be with you all, Amen).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar